Jumat 18 Feb 2022 04:59 WIB

Jelang Harlah Ke-99, PWNU DKI Jakarta Luncurkan Halal Centre NU

PWNU DKI Jakarta meluncurkan program World Halal Centre NU (WHC NU).

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang 1 abad Harlah Ke-99 NU, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta meluncurkan program World Halal Centre NU (WHC NU). Program ini merupakan bagian dari program Kerja PWNU untuk pemulihan ekonomi di tengah pandemi covid-19. Hal ini disampaikan Ketua PWNU DKI Jakarta, KH. Samsul Ma’arif, di Balaikota Pemprov DKI Jakarta pada Kamis (17/2/2022).

Kyai Samsul mengatakan, Nahdlatul Ulama lahir diawali dengan berdirinya ‘nahdlatut tujjar’ atau kebangkitan para pedagang pada 1918, yang tujuannya saat itu untuk mengangkat perekonomian khususnya warga muslim. Menurutnya, lemahnya kemampuan ekonomi warga Muslim kurang mendukung suksesnya dakwah yang dijalankan.

Baca Juga

Menjelang 1 Abad sejak berdirinya Nahdlatul Ulama, kata Kyai Samsul, sejarah kembali berputar. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, ekonomi masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah mengalami dampak yang signifikan. 

"Untuk itu, PWNU DKI Jakarta Bersama Gubernur DKI Jakarta me’launching’ World Halal Centre NU, sebagai bagian ikhtiar bersama-sama memulihkan perekonomian Jakarta, khususnya bagi UKM," kata Kyai Samsul, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/2/2022).

Hal senada disampaikan oleh Ketua WHC NU, H. Muslich Ramelan. Ia mengatakan, launcing WHC NU ini merupakan respon positif dari PWNU DKI Jakarta atas berlakunya UU No.33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal dan PP No. 39 Tahun 2021.

“Setelah teregistrasi resmi di pemerintah, WHC NU mencanangkan target berperan serta dalam program sertifikasi halal untuk UMK sejumlah 10 juta pelaku usaha dan mencetak 1.000 orang pendamping pengusaha UMK di tahun 2022 ini," kata Muslich.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement