REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu studi yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Januari, menunjukkan bahwa orang-orang yang diberi booster sekitar enam persen lebih kecil kemungkinan untuk meninggal akibat varian Delta daripada mereka yang mendapat dua suntikan. Orang yang tidak divaksinasi, 53 kali lebih mungkin meninggal. Studi ini tidak membuat perbandingan yang sama untuk Omicron.
Studi CDC lain yang diterbitkan pada waktu yang sama menemukan bahwa selama puncak Omicron, kemanjuran dua suntikan terhadap rawat inap adalah sekitar 60 persen pada orang yang menerima dosis kedua lebih dari enam bulan sebelumnya. Tiga suntikan, 90 persen efektif melawan rawat inap.
Peningkatan tersebut paling jelas terlihat pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, dan terutama mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Untuk orang yang lebih muda dan sehat secara imunologis, booster dapat mengurangi kemungkinan memiliki penyakit ringan selama sekitar tiga bulan.
Paul Offit , seorang peneliti penyakit menular dan vaksin pediatrik di Children’s Hospital of Philadelphia berpikir jawabannya adalah memiliki harapan yang masuk akal untuk vaksin ini. Orang mendapat vaksin untuk menjauhkan diri dari rumah sakit, dan menghindari ditawat di ICU. “Tentu juga menjauhkan Anda dari kamar mayat,” kata Offit, seperti dilansir dari Popsci, Jumat (18/2/2022).
Panel FDA merekomendasikan booster hanya untuk orang tua dan orang lain dengan risiko tinggi Covid parah. FDA tidak mengikuti rekomendasi itu, dan CDC mengabaikan panel penasihatnya sendiri dengan memperluas booster ke sebagian besar orang dewasa Amerika.
“Siapa pun yang telah terinfeksi dan menerima vaksin akan memiliki kekebalan hibrida yang sangat kuat," katanya lagi.
Meskipun suntikan tambahan mengurangi kemungkinan penyakit simtomatik, itu tidak sepeenuhnya menghilangkan risiko. Namun, tiga bulan perlindungan dari penyakit ringan bisa menjadi manfaat penting.
Jika tidak mampu mengambil cuti, atau tinggal dengan seseorang yang rentan dan tidak mengisolasi diri, booster bisa jadi solusi. Tentunya tetap dibarengi tindakan pencegahan lainnya, seperti mengenakan masker N-95, menghindari tempat ramai, atau melakukan tes secara teratur, agar mengurangi peluang untuk skenario terburuk.