Ahad 20 Feb 2022 08:29 WIB

Antisipasi Gelombang Ketiga Covid 19, Pemprov Jabar Buat Berbagai Strategi

Peta kasus Covid-19 di Jabar berada di kawasan Depok, Bogor, Bekasi, dan Bandung Raya

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga menjalani tahap verifikasi data saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) secara massal di Vaccine Center Booster Sport Jabar Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat hingga (8/2/2022), program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) di Jawa Barat telah mencapai 2,14 persen atau 811.292 orang dari keseluruhan target sasaran sebanyak 37.907.814 orang. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah warga menjalani tahap verifikasi data saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) secara massal di Vaccine Center Booster Sport Jabar Arcamanik, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencatat hingga (8/2/2022), program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster) di Jawa Barat telah mencapai 2,14 persen atau 811.292 orang dari keseluruhan target sasaran sebanyak 37.907.814 orang. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kasus Covid-19 di Jawa Barat mengalami penambahan. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Provinsi Jawa Barat (Pikobar), per 16 Februari 2022 pukul 17.00, jumlah kasus terkonfirmasi di Jabar mencapai 887.131. Yakni, jumlah yang dalam perawatan 147.882, sembuh sebanyak 724.372, dan kasus meninggal 14.877.

Berdasarkan wilayah, peta kasus Covid-19 di Jabar berada di kawasan Depok, Bogor, Bekasi, dan Bandung Raya. Sementara untuk penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Jabar, paling tinggi berada di Kota Depok dengan SGTF (Probable Omicron) sebanyak 166, dan WGS (Omicron) 55, disusul Kota Bandung SGTF sebanyak134,  dan WGS sebanyak 127. 

Baca Juga

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar  Nina Susana Dewi, untuk jumlah tempat tidur (TT) ruang isolasi Covid-19 dari 342 rumah sakit di Jabar mencapai 11.630 (TT),  IGD 1.166 (TT) atau total sebanyak 12.796 (TT). "BOR tempat tidur Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Jabar dalam satu bulan terakhir mengalami kenaikan," ujar Nina, kepada wartawan akhir pekan ini.

Nina mengatakan, sejumlah program prioritas dilakukan Pemprov Jabar untuk mengantisipasi gelombang ketiga pandemi, yaitu pembobotan lebih besar terhadap angka keterisian rumah sakit (BOR). 

Warga Jabar juga, menurut Nina, dapat menggunakan telekonsultasi melalui Pikobar untuk konsultasi mengajukan kebutuhan vitamin dan obat selama isolasi mandiri. Vitamin dan obat langsung didistribusikan ke rumah warga. 

Untuk tabung oksigen, kata Nina, warga Jabar bisa mengajukan permohonan melalui Pikobar dengan mengisi formulir dengan menyiapkan foto KTP, bukti saturasi oksigen menggunakan oximeter, serta bukti hasil tes PCR/ antigen.  Masyarakat pun bisa menjadi kontributor tabung oksigen melalui fitur Oksigen Untuk Masyarakat (Omat) dalam Pikobar. 

Pemprov Jabar juga, kata dia, terus melakukan percepatan vaksinasi antara lain bekerja sama dengan TNI/Polri, Kabupaten/ Kota, dan sinergi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda). 

Menurutnya, kapasitas laboratorium pengujian PCR ditingkatkan, juga penguatan dalam kampanye 5M. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas melalui berbagai media dan pemberdayaan masyarakat melalui Desa/Kelurahan Siaga Aktif. 

Untuk mengantisipasi gelombang tiga ini, kata dia, pihaknya juga terus melakukan percepatan vaksinasi, baik untuk anak-anak usia 6 tahun, lansia, pelayan publik, masyarakat rentan, hingga masyarakat umum, baik untuk dosis 1, dosis 2, maupun dosis 3. Namun untuk percepatan vaksinasi Covid-19 saat ini juga terdapat sejumlah kendala.  "Kendalanya, sasaran dosis 1 sudah mulai susah dicari, bahkan sudah dilakukan penyisiran sasaran seperti door to door, maupun vaksinasi keliling," kata Nina. 

Terkait ketersediaan jenis vaksin tertentu, kata dia, seperti Moderna belum dapat dipenuhi oleh pusat. Sehingga kabupaten/ kota yang melakukan permohonan vaksin tersebut belum bisa dipenuhi. Hal tersebut dapat menghambat bagi sasaran penerima dosis 1 yang mendapat Moderna, maka dosis kedua harus menunggu sampai vaksin diperoleh dari pusat. 

Sedangkan kendala vaksin penguat (dosis 3), kata dia, dilakukan bertahap karena terkait dengan persyaratan harus sudah memiliki e-tiket. "Ada kecenderungan masyarakat memilih vaksin tertentu untuk penguat, padahal tidak semua vaksin stok tersedia," katanya. 

Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus, menurut Nina, Pemprov Jabar telah megeluarkan kebijakan terkait peningkatan kapasita tempat tidur rumah sakit. Yakni melalui Surat Edaran Nomor: 23/KS.01/Dinkes tentang Penambahan Kapasitas Tempat Tidur Pasien Covid-29 di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Se-Jawa Barat. 

Untuk memudahkan masyarakat dalam mencari berbagai informasi terkait  COVID-19, mereka dapat mengakses https://pikobar.jabarprov.go.id/ yang diluncurkan oleh Pemda Provinsi Jabar saat awal pandemi. 

Dalam Web tersebut masyarakat bisa mengetahui panduan dan informasi terkini seputar isolasi mandiri, ketersediaan oksigen, pemanfaatan tabung oksigen, dan sebaran lokasi agen penyedia tabung oksigen. Selain itu juga terkait ketersediaan tangki oksigen liquid, layanan permohonan dan pendistribusian vitamin/ obat, hingga jadwal vaksinasi. 

Strategi pengetesan juga dilakukan, diantaranya meningkatkan kapasitas harian, mingguan Lab Optimalisasi Pelayanan Swab, baik PCR maupun Rapid Antigen di seluruh Fasyankes Kab /Kota, dan Provinsi. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement