Senin 21 Feb 2022 21:45 WIB

Penyintas Banjir di Sukabumi Mulai Terserang ISPA dan Gatal-gatal

Biasanya pascabencana, warga yang terdampak rentan terserang penyakit.

Warga membawa sembako bantuan korban banjir  bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Saat warga korban banjir banyak yang mengeluhkan mengalami ISPA dan gatal-gatal. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga membawa sembako bantuan korban banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Saat warga korban banjir banyak yang mengeluhkan mengalami ISPA dan gatal-gatal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para penyintas banjir di sejumlah titik di Kota Sukabumi, Jawa Barat mulai terserang penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan gatal-gatal. "Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi dan Puskesmas setempat dibantu relawan setiap hari melakukan penyisiran untuk memeriksa kondisi kesehatan para penyintas banjir di Kampung Tugu dan Kampung Sudajaya, Kelurahan Jayaraksa. Sudah ratusan warga yang kami periksa, hasilnya kebanyakan mengeluh ISPA dan gatal-gatal," kata Kabid Pelayanan Kesehatan Kota Sukabumi Lulis Delawati kepada wartawan di Sukabumi, Senin, (21/2/2022).

Menurut Lulis, untuk meringankan penderitaan para korban yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Cisuda ini, pihaknya menyiagakan petugas kesehatan yang siap 24 jam membantu warga serta menyediakan obat-obatan. Banyaknya warga terdampak banjir yang mengalami ISPA dan gatal-gatal ini dikarenakan kondisi daerahnya masih banyak lumpur serta sampah. Belum lagi persediaan air bersih yang terbatas.

Baca Juga

Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lokasi bencana, Dinkes setempat akan melakukan pemeriksaan ujiusap antigen bagi para korban banjir. Sehingga bisa diketahui kondisi kesehatan para penyintas dan jika ada yang yang terpapar virus corona bisa segera ditangani.

"Biasanya pascabencana, warga yang terdampak rentan terserang penyakit, apalagi saat ini bertepatan dengan puncak gelombang ketiga penyebaran Covid-19, sehingga rawan terjadinya penularan," tambahnya.

Lulis mengatakan tidak hanya penyintas, para petugas maupun relawan yang sedang memberikan berbagai bantuan di lokasi bencana juga rawan terpapar Covid-19. Oleh karena itu diimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti menggunakan masker dan selalu menjaga kebersihan tubuh, khususnya tangan.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement