Ahad 09 Mar 2025 12:48 WIB

Banjir Sukabumi, 5 Orang Meninggal dan 4 Masih Hilang

Rumah rusak berat sebanyak 42 unit dan rumah rusak ringan 52 unit.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Foto udara Jembatan Cidadap yang amblas akibat terjangan banjir bandang di Kampung Bojongkopo, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025). Amblasnya jembatan tersebut menyebabkan akses dari Palabuhanratu dan Kiara Dua terputus.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Foto udara Jembatan Cidadap yang amblas akibat terjangan banjir bandang di Kampung Bojongkopo, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (7/3/2025). Amblasnya jembatan tersebut menyebabkan akses dari Palabuhanratu dan Kiara Dua terputus.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaporkan sebanyak 5 orang meninggal dunia dalam peristiwa banjir di Kabupaten Sukabumi, Kamis (6/3/2025) kemarin. Sedangkan empat orang lainnya masing dalam pencarian karena hilang dan enam orang luka-luka.

Data BPBD Jabar, kelima orang yang meninggal dunia yaitu Eneng Santi (40 tahun), Siti Nurul (8 tahun) warga Palabuhanratu. Nendi Saputra (7 tahun), Ooy (69 tahun) dan Yayar (70 tahun) asal Kecamatan Simpenan. Sedangkan mereka yang masih dinyatakan hilang yaitu Darjat (60 tahun), Siti Maryam (35 tahun), Ahyar Fauzi (9 tahun) warga Lengkong. Terakhir yaitu Mondi warga Kecamatan Simpenan.

Baca Juga

"Lima orang meninggal dunia, empat orang hilang," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar Bambang Imanudin, Sabtu (8/3/2025) malam.

Hingga Sabtu pukul 17.00 WIB, Bambang mengatakan, kecamatan terdampak 3 dan desa berjumlah tujuh. Tanah longsor terjadi di lima titik dan banjir di 5 lokasi yang berada di empat desa. Warga terdampak sebanyak 59 jiwa dan 188 orang mengungsi.

Menurut Bambang, rumah rusak berat sebanyak 42 unit dan rumah rusak ringan 52 unit.  Sedangkan jembatan yang mengalami kerusakan sebanyak 5 unit dan beberapa bangunan lainnya seperti sekolah dan fasilitas umum. "Tiga kecamatan dinyatakan tanggap darurat seperti Kecamatan Lengkong, Simpenan dan Kecamatan Palabuhanratu," kata dia.

Sedangkan kecamatan lainnya sudah berangsur ditangani. Banjir di tiga kecamatan tersebut pun saat ini telah surut.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menyebut bahwa musim hujan masih berlangsung hingga bulan Maret. Oleh karena itu masyarakat diimbau waspada terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana seperti banjir dan longsor. "Waspada terhadap bencana," ungkap Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement