Rabu 23 Feb 2022 11:11 WIB

Penduduk Hong Kong Wajib Ikuti Tes Covid-19 Sebanyak Tiga Putaran

Rumah sakit di Hong Kong kewalahan dalam menangani pasien Covid-19.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
 Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di ruang tunggu sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong Rabu, 16 Februari 2022. Ada bukti nyata bahwa rumah sakit Hong Kong menjadi kewalahan oleh lonjakan Covid terbaru, dengan pasien di tandu dan di tenda-tenda yang terlihat oleh petugas medis pada hari Rabu di luar rumah sakit Caritas.
Foto: AP/Vincent Yu
Pasien berbaring di ranjang rumah sakit saat mereka menunggu di ruang tunggu sementara di luar Caritas Medical Center di Hong Kong Rabu, 16 Februari 2022. Ada bukti nyata bahwa rumah sakit Hong Kong menjadi kewalahan oleh lonjakan Covid terbaru, dengan pasien di tandu dan di tenda-tenda yang terlihat oleh petugas medis pada hari Rabu di luar rumah sakit Caritas.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan pengujian Covid-19 secara wajib mulai bulan depan. Setiap penduduk Hong Kong diharuskan untuk mengikuti tes sebanyak tiga putaran.

Di bawah aturan baru, semua penduduk wajib melalui tiga putaran tes Covid-19 pada Maret. Tes akan disebarkan selama beberapa hari, dan penduduk harus melakukan beberapa tes antigen cepat setiap hari di rumah.

Baca Juga

“Mereka yang tidak mengikuti tes universal akan bertanggung jawab,” ujar Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, dilansir Aljazirah, Rabu (23/2/2022).

Lam menambahkan bahwa, peningkatan tes Covid-19 sepenuhnya dapat membasmi wabah saat ini. Lam kembali menerapkan pembatasan baru yang ketat untuk mengatasi lonjakan kasus virus korona. Sekolah dan berbagai bisnis, seperti gym, bar, dan salon kecantikan ditutup hingga akhir April.

Sementara fasilitas pendidikan diubah menjadi pusat pengujian lokal. Selain itu, pemerintah Hong Kong melarang pertemuan lebih dari dua orang. Hong Kong juga masih melarang penerbangan dari sembilan negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.

Rumah sakit di Hong Kong kewalahan dalam menangani pasien Covid-19. Sejumlah rumah sakit membuat tenda darurat di halaman gedung untuk menampung pasien Covid-19.

“Epidemi yang memburuk dengan cepat ini jauh melebihi kemampuan pemerintah Hong Kong untuk mengatasinya, jadi ada kebutuhan besar akan dukungan pemerintah pusat dalam memerangi virus. Satu hingga tiga bulan mendatang sangat penting dalam memerangi pandemi,” ujar Lam.

Hong Kong adalah rumah bagi beberapa distrik perkotaan terpadat di dunia. Banyak keluarga yang tinggal di apartemen kecil di blok menara bertingkat tinggi. Wilayah itu mengandalkan hukuman kontrol perbatasan, karantina, sistem pengujian dan pelacakan yang efektif untuk mengendalikan pandemi sejak pertama kali muncul. Langkah ini diambil mengikuti buku pedoman Zero Covid-19 yang dikembangkan di China.

Lam menegaskan kembali bahwa strategi nol Covid-19 bertujuan untuk memberantas wabah.  Dia berulang kali berterima kasih kepada otoritas China daratan atas dukungannya kepada Hong Kong. 

Hong Kong melaporkan 6.211 kasus baru, 32 kematian, dan 9.369 hasil positif Covid-19 dalam tes awal.  Mereka mengatakan, jika terjadi backlog dalam pengujian maka pemerintah tidak dapat memperoleh gambaran lengkap tentang situasi tersebut.

Baca juga : Mengapa Orang Bisa Dua Kali Kena Covid-19?

Sebuah penelitian baru dari Universitas Hong Kong memperkirakan bahwa, kasus Covid-19 di Hong Kong akan mencapai puncaknya pada Maret. Hong Kong melaporkan sekitar 180 ribu kasus baru setiap hari, dengan hampir 100 kematian.

Hong Kong telah berupaya mendorong warganya untuk divaksinasi, terutama lansia. Pada Selasa, pejabat kesehatan mengungkapkan bahwa dari 102 kematian dalam gelombang Covid-19 saat ini, hanya tujuh yang mendapatkan dua dosis vaksin. Sementara 63 lainnya berasal dari panti jompo. Sebagian besar populasi lansia di Hong Kong masih enggan menerima vaksinasi Covid-19. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement