Kamis 24 Feb 2022 13:27 WIB

Seniman yang Pernah Gunakan Organ Manusia Selain Arnold Putra

Arnold Putra mengklaim organ manusia yang dijadikan tas didapatnya secara legal.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Desainer asal Indonesia, Arnold Putra, kini dicari polisi Brasil karena diduga terlibat dalam sindikat perdagangan organ manusia di Brasil.
Foto: Instagram / @arnoldputra
Desainer asal Indonesia, Arnold Putra, kini dicari polisi Brasil karena diduga terlibat dalam sindikat perdagangan organ manusia di Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perancang busana asal Indonesia yang tinggal di Singapura, Arnold Putra, bukan satu-satunya seniman yang pernah menuai kontroversi penggunaan organ manusia untuk karyanya. Penggunaan darah, daging, organ, dan tulang manusia yang mengerikan juga pernah menimbulkan kemarahan publik.

Menurut laporan laman Vice, dikutip Kamis (24/2/2022), pematung asal Inggris Anthony Noel Kelly pernah dipenjara sembilan bulan pada 1998 karena memakai bagian dari organ manusia untuk karyanya. Ia terbukti mencurinya dari Royal College of Surgeons.

Baca Juga

Pada 2007, seniman Inggris terkemuka Damien Hirst juga membuat cetakan platinum tengkorak manusia yang dilengkapi berlian, dan menampilkan gigi manusia asli. Organ itu digunakan untuk karya provokatif yang disebutnya sebagai “For the Love of God”.

Sebuah kasus yang terjadi pada 2011 menemukan tiga dokter Brasil didakwa dengan pembunuhan dan dipenjara karena membunuh pasien di sebuah klinik swasta kelas atas di Sao Paulo. Mereka mengeluarkan ginjal dan mempersiapkan organ pasien untuk dijual.

Sementara itu, kasus paket tangan dan plasenta manusia yang dikirim ke Singapura menyeret nama Arnold Putra. Dia juga pernah membuat tas tangan yang pegangannya terbuat dari tulang manusia.

Arnold mengklaim tulang itu didapat "secara etis" dari sumber medis di Kanada. Ia mengaku ada izin yang dikantonginya untuk membeli tulang tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement