REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- RSA UGM dan Fakultas Kehutanan UGM menggelar Wanagama Forest Healing. Ini menjadi terapi lewat aktivitas seperti touring motor, cycling, walking to the jungle dan trail run antara pepohonan hutan dan alam yang ada di Hutan Wanagama.
Hutan Wanagama sendiri merupakan Hutan Pendidikan Fakultas Kehutanan UGM yang berlokasi di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Kegiatan ini sekaligus jadi salah satu rangkaian acara yang digelar dalam rangka HUT 10 tahun RSA UGM.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menyampaikan selamat datang kepada peserta-peserta yang mengikuti Forest Healing tersebut. Ia berharap, RSA UGM semakin maju dalam pelayanan, sehingga menjadi kebanggaan UGM.
Sigit mengingatkan, salah satu fungsi hutan memang untuk menunjang kesehatan kita. Dalam waktu tidak lama lagi, akan terbentuk program Forest Healing yang tentunya akan menjadi kebanggaan mereka, sehingga hutan bisa ikut menyehatkan warga.
"Kami berharap kolaborasi seperti ini akan terus berlanjut. Sukses selalu untuk RSA UGM," kata Sigit, Senin (28/2/2022).
Direktur Utama RSA UGM, Dr Darwito berharap, karyawan-karyawan RSA UGM yang ikut kegiatan ini mampu menjernihkan lagi pikirannya dan menghilangkan stres. Apalagi, Forest Healing optimalkan hutan, mengajarkan kita bernafas menghirup udara segar.
Forest Healing erat kaitan dengan kegiatan rumah sakit, yaitu tentang rehabilitasi medis seperti orang terapi dengan berjalan di hutan. Hal ini dapat pula bermanfaat bagi penyembuhan psikologis dan fisioterapis, serta melestarikan Hutan Wanagama.
"Melalui penanaman pohon, pelepasan satwa kali ini berupa burung dan ikan. Ke depan, harapannya fakultas-fakultas lain berkenan menggelar ulang tahunnya di sini. Mari kita terus bersinergi dan berkolaborasi," ujar Darwito.
Ketua Panitia HUT RSA UGM, dr Eko Purnomo menambahkan, kolaborasi ini berhasil membuat acara sederhana, namun meriah. Dengan sajian santapan menu angkringan, melepas lelah, merasakan udara sejuk pepohonan rindang dan gemercik aliran air.
"Tidak lupa, sajian khas Gunungkidul seperti nasi jagung, gathot dan thiwul makin menggugah untuk dinikmati. Yuk wisata sekaligus terapi, tetap semangat dan sehat di masa pandemi," kata Eko.