REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Otoritas New York Stock Exchange (NYSE), Nasdaq Inc, dan Intercontinental Exchange pada Senin (28/2/2022), menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan yang berbasis di Rusia yang tercatat di bursa saham AS. Ini menyusul sanksi ekonomi yang dikenakan Barat kepada Rusia akibat invasi militer negara itu atas Ukraina.
Saham-saham yang terdaftar di Nasdaq yang dihentikan adalah Nexters Inc, HeadHunter Group PLC, Ozon Holdings PLC, Qiwi PLC, dan Yandex. Sedangkan saham-saham berbasis di Rusia yang terdaftar di NYSE yang dihentikan perdagangannya adalah Cian PLC, Mechel PAO, dan Mobile TeleSystems PAO.
Penghentian sementara perdagangan saham untuk menyebarkan informasi material terhadap investor publik dan pasar. Sesuai dengan aturan transaksi, penghentian sementara terhadap saham yang berbasis di Rusia itu juga memberi kesempatan kepada investor untuk mengevaluasi informasi dalam membuat keputusan investasi.
Pemilik NYSE, ICE, mengatakan, tidak akan menambahkan penerbitan utang baru dari entitas Rusia yang terkena sanksi ke indeks pendapatan tetapnya. Utang yang ada akan dihapus pada 31 Maret.
Secara terpisah, OTC Markets Group, yang menyediakan informasi harga untuk lebih dari 12 ribu sekuritas, mengatakan, sedang mencari informasi peraturan mengenai sanksi terhadap Rusia dan dampaknya terhadap perdagangan penerimaan penyimpanan Rusia-Amerika.
"OTC Markets Group memantau dan bekerja dengan regulator Federal dan akan bertindak sesuai dengan panduan dan arahan," kata otoritas pasar yang berbasis di New York itu dalam sebuah pernyataan.
Lembaga Penyimpanan dan Kliring (DTCC/The Depository Trust and Clearing Corporation), sebuah organisasi yang memproses hampir semua transaksi sekuritas AS, juga mengatakan sedang menilai dampak potensial dari sanksi terhadap Rusia terhadap volatilitas sistem keuangan.
"Kami mengamati situasi di Ukraina dan berkomitmen melindungi stabilitas pasar untuk memberikan kepastian kepada investor dan industri yang lebih luas," kata juru bicara grup tersebut.