Selasa 01 Mar 2022 18:26 WIB

Khamenei Tuding Krisis Ukraina Gara-Gara AS dan Barat

Khamenei sebut krisis Ukraina-Rusia muncul karena kebijakan AS dan negara Barat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, krisis Ukraina-Rusia muncul karena kebijakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat.
Foto: EPA-EFE/IRANIAN LEADERS OFFICE
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, krisis Ukraina-Rusia muncul karena kebijakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan, krisis Ukraina-Rusia muncul karena kebijakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Dalam pidatonya pada Selasa (1/3), dia mendukung agar invasi Rusia ke Ukraina segera dihentikan.

"Kami mendukung untuk menghentikan perang,” kata Khamenei, dilansir Aljazirah.

Baca Juga

Khamenei menambahkan, krisis dapat dikurangi jika akar penyebabnya diketahui. Dia mengidentifikasi penyebab krisis di Ukraina merupakan ulah kekuatan Barat.  

Khamenei mengatakan, "rezim mafia" Amerika Serikat menciptakan banyak krisis di seluruh dunia. Salah satunya  pembentukan ISIS, dan campur tangan dalam urusan negara lain dengan memaksa perubahan rezim serta memasang politisi pro Barat.

"Ukraina telah menjadi korban kebijakan semacam itu dan telah terseret ke situasi saat ini," ujar Khamenei.

Dalam pidato yang berlangsung selama satu jam, Khamenei membicarakan tentang perang Ukraina. Namun, pemimpin tertinggi itu tidak menyebut Rusia sekalipun. Khamenei mengatakan, ada dua pelajaran yang harus dipetik dari krisis Ukraina oleh pemerintah dan orang-orang di seluruh dunia. Pertama  adalah negara Barat tidak dapat dipercaya. Kemudian kedua, dukungan rakyat adalah yang paling penting.

"Dukungan oleh pemerintah Barat untuk administrasi dan politisi yang telah dipasang oleh mereka adalah fatamorgana,” kata Khamenei, yang mencontohkan penarikan pasukan Barat pimpinan AS dari Afghanistan karena Taliban mengambil alih Kabul.

Khamenei mengatakan, rakyat adalah pendukung paling penting bagi pemerintah. Jika rakyat Ukraina sepenuhnya mendukung pemerintah, maka mereka tidak akan berada dalam situasi seperti sekarang ini.

 

Pekan lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Raisi adalah salah satu pemimpin dunia pertama yang berbicara dengan Putin setelah invasi Rusia ke Ukraina. Dalam panggilan telepon tersebut, Raisi mengatakan kepada Putin bahwa ekspansi NATO ke arah timur menghadirkan ancaman serius terhadap keamanan dan stabilitas negara-negara merdeka.

"Saya berharap apa yang terjadi akan membawa manfaat bagi bangsa dan kawasan," kata Raisi.

Kementerian Luar Negeri Iran juga telah menegaskan bahwa krisis akar masalah dari krisis Ukraina adalah pergerakan NATO yang gencar melakukan ekspansi ke wilayah Timur atau negara pecahan Uni Soviet. Iran menyerukan agar persoalan itu diselesaikan dengan cara diplomatik.

Putin, Kamis (24/2), mengumumkan operasi militer di Ukraina. Putin memperingatkan kepada negara lain bahwa setiap upaya yang mengganggu tindakan Rusia akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah mereka lihat.

Putin mengatakan, operasi militer itu diperlukan untuk melindungi warga sipil di Ukraina Timur. Dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan menawarkan jaminan keamanan kepada Moskow.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement