REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisaris Tinggi Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi mengatakan pada Senin (29/1/2022), bahwa lebih dari 500.000 orang telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu pekan lalu.
Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo menyatakan, jumlah terbaru dan masih terus bertambah adalah 281.000 orang memasuki Polandia, lebih dari 84.500 di Hongaria, sekitar 36.400 di Moldova, lebih dari 32.500 di Rumania, dan sekitar 30.000 di Slovakia. Sisanya tersebar di negara lain yang tidak diketahui identitasnya.
Kereta lain yang membawa ratusan pengungsi dari Ukraina tiba di kota Przemysl di tenggara Polandia pada Senin pagi. Dalam mantel musim dingin untuk melindungi dari suhu yang hampir beku, dengan koper kecil, mereka berbaris di peron menuju pintu keluar. Beberapa melambai ke kamera untuk menunjukkan bahwa mereka merasa lega bisa keluar dari zona perang.
Sambutan yang ditunjukkan Polandia dan Hongaria kepada Ukraina sekarang sangat berbeda dari sikap tidak ramah yang mereka miliki terhadap pengungsi dan migran dari Timur Tengah dan Afrika dalam beberapa tahun terakhir. Hungaria membangun tembok untuk mencegah mereka keluar ketika satu juta orang, banyak warga Suriah yang melarikan diri dari perang, tiba di Eropa pada 2015.
Polandia sekarang membangun temboknya sendiri dengan Belarusia setelah ribuan migran yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah berusaha masuk dari Belarusia dalam beberapa bulan terakhir. Uni Eropa menuduh Belarus yang didukung Rusia mendorong lonjakan migrasi itu untuk mengacaukan Uni Eropa. Beberapa dari orang-orang yang ditolak masuk ke Polandia meninggal di hutan.
Tapi warga Ukraina dipandang sangat berbeda oleh orang Polandia dan orang lain karena mereka sebagian besar beragama Kristen. Bagi orang Polandia, mereka pun sesama orang Slavia dengan akar bahasa dan budaya yang sama.
Transcarpathia yang merupakan wilayah paling barat Ukraina yang berbatasan dengan Hongaria, juga merupakan rumah bagi sekitar 150.000 etnis Hongaria, banyak di antaranya juga warga negara Hongaria. Sementara invasi Rusia belum meluas ke daerah itu, yang dipisahkan dari Ukraina oleh Pegunungan Carpathian, banyak yang memutuskan untuk tidak menunggu situasi menjadi lebih buruk.