REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (1/3/2022) mengatakan mereka berlomba untuk memberikan miliaran dolar dana tambahan ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang. Ketua IMF Kristalina Georgieva dan Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan perang mendorong harga-harga komoditas lebih tinggi, yang berisiko memicu inflasi lebih lanjut, dan gangguan di pasar keuangan akan terus memburuk jika konflik terus berlanjut.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, Eropa dan sekutu lainnya juga akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Para pemimpin tersebut mengatakan bahwa mereka sangat terkejut dan sedih dengan perang tersebut, tetapi tidak secara eksplisit menyebut Rusia, yang merupakan pemegang saham di kedua institusi tersebut.
Rusia memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari dan angkatan bersenjatanya membombardir daerah perkotaan Ukraina."Orang-orang terbunuh, terluka, dan terpaksa melarikan diri, dan kerusakan besar terjadi pada infrastruktur fisik negara itu," kata Georgieva dan Malpass dalam sebuah pernyataan bersama.
"Kami mendukung rakyat Ukraina melewati perkembangan yang mengerikan ini. Perang juga menciptakan dampak yang signifikan ke negara-negara lain.
"IMF dan Bank Dunia secara mendesak meningkatkan pendanaan dan dukungan kebijakan untuk Ukraina, dan telah melakukan kontak harian dengan pihak berwenang mengenai langkah-langkah krisis, kata mereka.
Dewan IMF dapat mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk pembiayaan darurat melalui Instrumen Pembiayaan Cepat paling cepat minggu depan. Tambahan 2,2 miliar dolar AS tersedia sebelum akhir Juni di bawah pengaturan siaga.
Bank Dunia juga menyiapkan paket dukungan senilai 3 miliar dolar AS dalam beberapa bulan mendatang. Pendanaan itu akan dimulai dengan suntikan anggaran pencairan cepat setidaknya 350 juta dolar AS yang akan dipertimbangkan oleh dewan bank minggu ini, diikuti oleh 200 juta dolar AS untuk program kesehatan dan pendidikan.
Kedua lembaga mengatakan mereka juga menilai dampak ekonomi dan keuangan dari perang dan pengungsi di negara-negara lain di kawasan dan dunia. Mereka mengatakan bahwa mereka siap untuk memberikan dukungan kebijakan, teknis, dan keuangan yang ditingkatkan kepada tetangga Ukraina jika diperlukan.
Lebih dari 660.000 orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara seperti Polandia, Rumania dan Hongaria sejak invasi dimulai, kata badan pengungsi PBB."Tindakan internasional yang terkoordinasi akan sangat penting untuk mengurangi risiko dan menavigasi periode berbahaya ke depan," kata lembaga tersebut.