Kamis 03 Mar 2022 05:32 WIB

3 Tanda yang Membuat Mualaf Eva Yakin Bersyahadat  

Mualaf Eva mendapatkan tiga tanda yang yakinkan masuk Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Eva. Mualaf Eva mendapatkan tiga tanda yang yakinkan masuk Islam
Foto: Dok Istimewa
Mualaf Eva. Mualaf Eva mendapatkan tiga tanda yang yakinkan masuk Islam

REPUBLIKA.CO.ID, —Agama berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan beragama, seorang insan mengetahui dan merasakan adanya pedoman yang paling utama di dalam hidupnya.

Dengan menyadari posisinya sebagai hamba Tuhan, ia akan meyakini dan berusaha mengamalkan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. 

Baca Juga

Bagi Eva Indriyani, tidak ada sesuatu yang lebih patut disyukuri selain beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Islam merupakan anugerah terbesar dalam hidupnya. 

Mualaf tersebut telah melalui pelbagai peristiwa sebelum akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Keputusannya untuk memeluk agama tauhid datang dari kesadaran hati yang terdalam, bukan bujukan, rayuan, apalagi paksaan orang lain. 

Ia menuturkan pengalamannya dalam sebuah acara bincang-bincang dengan pengurus organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Firdaus Sanusi. Perempuan yang kini berusia 39 tahun itu mengungkapkan, dirinya menjadi mualaf tidak berarti baru mengenal Islam. 

Bahkan, sebelum duduk di sekolah dasar (SD), wa nita yang akrab disapa Eva itu tercatat beragama Islam di kartu keluarganya. 

Hal itu memungkinkan karena identitas agama kedua orang tuanya berbeda. Ayahnya merupakan seorang non-Muslim. Adapun ibundanya beragama Islam walaupun pada akhirnya mengikuti keyakinan sang kepala keluarga. 

Keadaan berubah bagi Eva ketika dirinya memasuki usia murid SD. Kedua orang tua mendaftarkannya ke sebuah sekolah Katolik. Alhasil, sejak dini dirinya sudah dibina dan dididik untuk lekat dengan nilai-nilai agama non-Islam itu. 

Hingga memasuki usia remaja, Eva muda masih menjadi pemeluk Katolik. Bersama dengan ayah dan saudaranya, ia sering mengikuti ritual sesuai ajaran agama tersebut. Misalnya, beribadah di gereja pada akhir pekan atau merayakan Natal. 

Baca juga: Mualaf Edy, Takluknya Sang Misionaris di Hadapan Surat Al Ikhlas

 

Tepat di usia 16 tahun, Eva mulai merasakan kegelisahan. Saat itu, dirinya sudah mesti siap- siap membuat kartu identitas sendiri. Dan, di dalam KTP akan ada keterangan tentang agama yang dipeluknya. 

Eva ragu-ragu apabila mencantumkan Islam sebagai agamanya di kartu identitas. Sebab, nyaris tidak pernah dirinya mendapatkan pengajaran agama tauhid itu dari lingkungan keluarga, orang terdekat, dan juga sekolah.   

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement