REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, mengimbau agar sekolah-sekolah dapat mempersiapkan ruang karantina. Khususnya, sekolah-sekolah yang memiliki sistem penginapan seperti pondok pesantren di Kabupaten Sleman.
Ia menerangkan, fasilitas karantina itu dimaksudkan agar tindakan isolasi bisa cepat dilakukan demi mencegah penularan terjadi. Misalnya, bagi ada orang-orang yang baru dari perjalanan luar kita atau keluarga bekerja di luar kota datang.
Jadi, lanjut Cahya, ketika mereka kembali masuk ke pesantren harus dilakukan terlebih dulu swab antigen. Ketika negatif tapi ada gejala-gejala seperti batuk dan pilek, bisa langsung dilakukan karantina sebelum melaksanakan aktivitas.
"Nanti bisa dilakukan kembali swab kedua untuk melihat ada positif atau tidak. Ruang karantina ini saya imbau untuk bisa disiapkan. Kalau klaster sekolah ada 60 titik, khusus yang boarding school saya belum paham," kata Cahya, Kamis (3/3/2022).
Terakhir, klaster salah satu boarding school di Kapanewon Mlati, tracing-nya masih dilakukan. Sebelumnya, ada 18 orang yang dibawa ke Asrama Haji dan 11 orang dibawa ke Rusunawa Gemawang. Kini, tracing berlanjut melihat potensi penularan keluarga.
Ia mengungkapkan, sampai saat ini di Sleman vaksinasi kepada anak masih terus dilakukan. Percepatan capaian vaksinasi salah satunya karena kemungkinan anak tersebut baru positif, sehingga harus menunggu satu bulan jika tanpa gejala.
"Kalau bergejala tiga bulan baru bisa divaksin kedua," ujar Cahya.
Selain itu, ada kemungkinan anak tersebut sudah mendapatkan vaksin di tempat lain. Sebab, beberapa waktu lalu ketika Dinkes Sleman melakukan vaksinasi di perbatasan kerap ditemukan anak yang sudah mendapat vaksin tapi masuk pencatatan luar Sleman.
Maka itu, ia berpendapat, perlu pula dilakukan sweeping untuk meningkatkan capaian. Cahya meyakini, herd immunity sebenarnya telah terjadi jika vaksinasi di atas 70 persen. Kini, capaian vaksinasi 80 persen dan akan ditingkatkan sampai 90 persen.
Sedangkan, ia menambahkan, angka kematian akibat Covid-19 sepanjang 2022 sampai Maret sudah 40 orang. Menurut Cahya, walaupun cukup tinggi, angka ketika varian Omicron ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu ketika varian Delta menyebar.
"Tapi, tetap ini bisa menimbulkan kematian. Untuk orang-orang dengan komorbid dan belum tervaksinasi ini yang perlu kita lakukan perlindungan, perlu dianjurkan kepada masyarakat untuk mengikuti booster," kata Cahya.