REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pelatih Manchester City Pep Guardiola, ikut bersuara soal perang yang berkecamuk di Ukraina, akibat invasi Rusia. Guardiola menyatakan, perang ini bukti kalau NATO dan negara-negara Eropa telah gagal. Pernyataan itu diutarakan Guardiola sehari setelah NATO mengonfirmasi kalau mereka tidak akan mengirim pasukan atau bantuan udara ke Ukraina untuk membantu mencegah pasukan Rusia masuk ke negara tersebut.
NATO menyatakan kalau mereka merupakan organisasi pertahanan. Namun Guardiola mengatakan, politisi bisa menghindari hal-hal seperti ini.
''Tapi ini terjadi karena mereka gagal. Benar-benar gagal. Mereka ada di sana untuk mencegah hal seperti ini, ini terjadi karena mereka tidak mampu melakukannya, tidak untuk bendera atau tempat yang damai,'' kata Guardiola, dikutip dari Marca, Sabtu (5/3).
Mantan pelatih Barcelona itu menyatakan, perang juga terjadi di Suriah, Palestina, dan Yugoslavia, di mana banyak orang tidak bersalah menjadi korban. Ia menyebut perang selalu melibatkan uang yang cukup besar, dan itu akan terus terjadi terus-menerus. ''NATO dan negara Eropa telah gagal,'' tegas dia.
Guardiola juga akan membawa timnya 'berperang' melawan rival sekota, Manchester United, Ahad (6/3). Pertandingan ini ibarat perang saudara yang lebih mempertaruhkan gengsi dibandingkan sekadar poin untuk memperbaiki klasemen di Liga Primer Inggris.
City butuh poin untuk menjauh dari kejaran Liverpool. Andai Liverpool menang atas West Ham sehari sebelumnya, jarak poin dengan City akan menjadi tiga. Untuk itu, the Citizens akan berupaya keras menjinakkan rival sekotanya.