Senin 07 Mar 2022 05:05 WIB

Mengapa Puasa di Paruh Kedua Syaban Menjadi Haram?

Diperbolehkan berpuasa pada paruh pertama bulan Syaban.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Puasa. Mengapa Puasa di Paruh Kedua Syaban Menjadi Haram?
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Puasa. Mengapa Puasa di Paruh Kedua Syaban Menjadi Haram?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Ulama Senior Al-Azhar Kairo Mesir, Syekh Ali Jum'ah menyampaikan penjelasan mengenai hukum berpuasa pada paruh kedua bulan Sya'ban. Dia mengatakan, Nabi Muhammad SAW sering berpuasa di bulan Sya'ban, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA.

Aisyah berkata, "Belum pernah Nabi SAW berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Syaban. Terkadang hampir beliau berpuasa Syaban sebulan penuh." (HR  Bukhari dan Muslim)

Baca Juga

Syekh Jum'ah mengatakan, berpuasa pada hari-hari dalam bulan Syaban diperbolehkan. Namun di sisi lain, Imam Syafi'i berpendapat ada hadits shahih yang di dalamnya Nabi SAW bersabda, "Jika Sya'ban sudah separuh jalan, maka tidak ada puasa."

"Dengan menggabungkan dua riwayat itu, maka dibolehkan bagi orang yang biasa berpuasa pada Senin dan Kamis untuk menyelesaikan puasanya di bulan Syaban. Begitu juga bagi mereka yang biasa berpuasa tiga hari sebelum bulan tersebut berakhir," kata dia, seperti dilansir Elbalad, Ahad (6/3/2022).