Senin 07 Mar 2022 08:29 WIB

Putin Minta Ukraina Menyerah

Putin bersumpah untuk melanjutkan invasinya kecuali Ukraina menyerah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk melanjutkan invasinya kecuali Ukraina memutuskan untuk menyerah
Foto: AP/Sergei Guneyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk melanjutkan invasinya kecuali Ukraina memutuskan untuk menyerah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk melanjutkan invasinya kecuali Ukraina memutuskan untuk menyerah. Hingga saat ini upaya dialog telah dilakukan dengan mediasi beberapa pihak. Hanya saja pasukan Rusia tetap bertahan melakukan serangan di beberapa wilayah Ukraina.

Dalam panggilan telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan, Putin mengatakan kepada Erdogan bahwa siap untuk berdialog untuk mengakhiri pertempuran. Hanya saja, menurut Kremlin, setiap upaya untuk menarik pembicaraan akan gagal.

Baca Juga

Kremlin menyatakan, penangguhan operasi khusus Moskow hanya mungkin dilakukan jika Kiev menghentikan operasi militer dan melaksanakan tuntutan yang sudah diajukan. Rusia pun sebelumnya mengatakan tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.

Media Rusia mengatakan Putin juga berbicara melalui telepon selama hampir dua jam dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron mengatakan kepada Putin bahwa khawatir tentang kemungkinan serangan amfibi di kota pelabuhan bersejarah Ukraina, Odessa.

Invasi Rusia ke Ukraina pun menghadapi protes anti-perang di seluruh dunia termasuk di Rusia sendiri. Menurut kelompok pemantau independen, polisi menahan lebih dari 4.600 orang, tetapi Kementerian Dalam Negeri mengatakan 3.500 demonstran telah ditahan, termasuk 1.700 orang di Moskow dan 750 di St Petersburg.

Ribuan pengunjuk rasa meneriakkan "Tidak untuk perang!" dan "Kamu Memalukan!", menurut video yang diposting di media sosial oleh aktivis oposisi dan blogger. Demonstrasi juga terjadi di ibu kota Barat serta di India dan Kazakhstan, setelah kritikus Kremlin yang dipenjara Alexei Navalny menyerukan protes di seluruh dunia terhadap perang.

Sedangkan Ukraina memperbarui seruannya kepada Barat untuk memperketat sanksi dan meminta lebih banyak senjata. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sedang mempertimbangkan cara untuk mengirim kembali pesawat untuk Polandia jika negara itu memutuskan untuk memasok pesawat tempurnya ke Ukraina.

Militer Ukraina mengatakan lebih dari 11.000 tentara Rusia telah tewas sejauh ini dan 88 pesawat Rusia ditembak jatuh sejak awal invasi. Sedangkan kantor berita milik pemerintah Rusia Tass mengutip juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, hampir seluruh angkatan udara Ukraina telah dihancurkan. Dalam 36 jam terakhir saja, Ukraina telah kehilangan 11 pesawat tempur dan dua helikopter.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement