Senin 07 Mar 2022 13:23 WIB

Netizen Bertanya, Pak Kapan Debat dengan Fadli Zon? Mahfud MD: Wah untuk Apa?

Mahfud nilai Kepres No 2/2022 bukan buku sejarah, nama Soeharto di naskah akademik.

Menko Polhukam Prof Mahfud MD.
Foto: Dok Kemenko Polhukam
Menko Polhukam Prof Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang netizen bertanya ke Mahfud MD soal ajakan debat yang disampaikan oleh politikus Partai Gerindra Fadli Zon terkiat dengan Kepres 1 Maret.  Beleid ini menjadi kontroversi karena dinilai tidak memmaskan Soehartno di dalam pasal-pasalnya.

"Pak kapan Debat nya dgn bang @fadlizon .. kita udh g sabar tunggu debt akal sehat nya pak..," tulis akun @FaisalDzakwan pada Ahad (6/3/2022).

Baca Juga

Mahfud pun merespons pertanyaan itu pada hari yang sama dengan menjawab," Wah, utk apa? Yg dikatakan oleh Pak Fadlizon itu 100% benar, tapi belum 100% yg benar dikatakan oleh Pak Fadlizon."

Sebelumnya Politikus Gerindra Fadli Zon dan Menko Polhukam Mahfud MD saling melempar cicitan terkait dengan isu ini.  "P @mohmahfudmd mari ajak diskusi/debat saja sejarawan di belakang Keppres itu. Kita bisa adu data dan fakta. Tapi jgn belokkan sejarah!," tulis Fadli Zon, Jumat (4/3/2022).

Menko Polhukam membalas permintaan Fadli Zon. Mahfud meminta Fadli Zon mengajak sendiri sejarawan itu untuk berdebat. "Silahkan, langsung ajak sendiri kalau mau debat, Pak. Pak @fadlizon kan bisa hubungi dia, bahkan bisa jg langsung ajak debat ke Gubernur DIY. Tim Naskah Akademik Pemda DIY dan sejarawan UGM itu sdh berdiskusi sejak 2018. Sy rak ikut di sana. St jg tak sempat jd Panitia debat."

Dalam kicauan terdahulu, Fadli Zon mengatakan, bahwa ia sudah membaca Kepres No 2/2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negera. Ia meminta Kepres itu direvisi karena menghilangkan peran Soeharto dan PDRI. "Sy sdh baca Keppres No 2/2022 ttg Hari Penegakan Kedaulatan Negara, sebaiknya segera direvisi. Data sejarah byk salah. Selain menghilangkan peran Letkol Soeharto sbg Komandan lapangan, juga hilangkan peran Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Fatal. @jokowi @mohmahfudmd."

Mahfud MD pun menjelaskan persoalan itu dalam kicauan-kicauannya. Ia mengatakan, Kepres tersebut bukan buku sejarah, tapi penetapan atas satu titik krusial sejarah. Kepres itu, kata Mahfud MD, tak menghilangkan nama Soeharto di dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Nama dan peran Soeharto disebutkan di Naskah Akademik Kepres yang sumbernya komprehensif

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement