Rabu 09 Mar 2022 01:35 WIB

Sanksi Barat Berdampak Berat pada Industri Penerbangan Rusia

Industri penerbangan Rusia menghadapi masalah mengenai proses pembayaran

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Antonov AN-124 terdaftar Rusia ditarik di Bandara Pearson di Toronto pada Senin, 28 Februari 2022. Wilayah udara Kanada ditutup untuk pesawat terdaftar Rusia.
Foto: AP/Frank Gunn/The Canadian Press
Antonov AN-124 terdaftar Rusia ditarik di Bandara Pearson di Toronto pada Senin, 28 Februari 2022. Wilayah udara Kanada ditutup untuk pesawat terdaftar Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak Perang Dingin berakhir industri penerbangan Rusia terintegrasi dengan industri penerbangan dunia. Maka sanksi-sanksi negara-negara Barat dan sekutu-sekutunya pada Moskow sebagai respon invasi Rusia ke Ukraina akan menimbulkan konsekuensi yang lebih besar dibandingkan sanksi ke Iran dan Korea Utara (Korut).

Pabrik, penyewa, penyedia asuransi, dan layanan perawatan pesawat Rusia seperti Aeroflot, S7 Airlines dan AirBridgeCargo terdampak langsung pada sanksi-sanksi Barat. Sementara maskapai asing yang sudah terpukul naiknya harga minyak dan kini tidak bisa melewati ruang udara Rusia diperkirakan akan menaikan harga tiket dan tarif angkutan udara.

Pada Selasa (8/3/2022) kantor berita Reuters melaporkan maskapai Rusia sangat mengandalkan industri penyewaan pesawat untuk memodernisasi armada mereka dengan pesawat-pesawat terbaru Airbus dan Boeing. Menurut perusahaan analisa Cirium saat ini maskapai-maskapai Rusia memiliki 980 pesawat penumpang..

Sebanyak 777 diantaranya didapatkan melalui sewa dan 515 diantaranya yang nilai pasarnya 10 miliar dolar AS disewa dari perusahaan asing seperti AesCap dan Air Lease. Uni Eropa memberi perusahaan-perusahaan penyewaan pesawat waktu sampai 28 Maret untuk mengakhiri kontrak mereka di Rusia.

Tapi larangan terbang di atas ruang udara Rusia akan mempersulit perusahaan-perusahaan itu mendapatkan kembali pesawat mereka. Selain itu mereka juga menghadapi masalah mengenai proses pembayaran pasalnya akses Rusia pada sistem pembayaran internasional SWIFT sudah diputus.

Perusahaan penyewaan pesawat juga khawatir pemerintah Rusia menasionalisasi armada untuk menjaga kapasitas domestik. Otoritas penerbangan pemerintah Rusia merekomendasikan maskapai yang memiliki pesawat sewaan asing berhenti menerbangkannya ke luar negeri.

Pengamat mengatakan bahkan bila pesawat-pesawat itu dikembalikan dengan cepat besarnya kebutuhan untuk menempatkan pesawat-pesawat itu di tempat lain dapat menekan harga sewa di seluruh dunia. Akses maskapai-maskapai Rusia pada pasar asuransi dan reasuransi Uni Eropa dan Inggris juga dipotong.

Salah satu sumber dari industri asuransi mengatakan belum diketahui apakah pemberi sewa yang tidak bisa mendapatkan kembali pesawat-pesawat mereka mendapatkan ganti rugi. Biasanya dalam perjanjian asuransi pesawat terdapat klausul perusahaan asuransi tidak mengganti rugi bila terjadi sanksi.

Sumber yang tidak bersedia namanya disebutkan itu mengatakan mungkin ada gugatan hukum untuk mengatasi masalah itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement