REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Polisi anti huru hara Turki bentrok dengan para perempuan yang berkumpul untuk merayakan Hari Perempuan Internasional di Istanbul pada Selasa (8/3/2022). Petugas menembakkan semprotan merica saat berusaha membubarkan kerumunan ribu orang di pusat kota.
Kantor Gubernur Istanbul telah mengatakan sehari sebelumnya bahwa tidak akan mengizinkan pawai, protes, atau pernyataan pers untuk menandai acara di daerah sekitar Alun-Alun Taksim pusat kota. Namun, para perempuan tetap turun untuk menyuarakan hak-hak perempuan.
"Anda melihat keadaan negara dan semua hal buruk yang harus dihadapi perempuan setiap hari. Saya berjalan dalam ketakutan di jalan setiap hari. Saya benar-benar datang ke sini untuk berjalan tanpa rasa takut," kata pengunjuk rasa Dilara Akkaya.
Beberapa mencoba memaksa menerobos penghalang polisi yang dipasang untuk memblokir area para demonstran ingin berbaris. Polisi anti huru hara yang memakai helm kemudian menembakkan semprotan merica dan menggunakan tameng untuk mendorong mundur para pengunjuk rasa. Para perempuan pun mendorong balik tameng polisi.
"Kami dihadapkan dengan polisi bahkan ketika kami berbicara tentang pawai sederhana. Yang ingin kami lakukan hanyalah pawai sederhana dan pernyataan pers dan kami harus berjuang dengan polisi bahkan untuk itu," kata salah satu pengunjuk rasa Elif Turkmen.
Adegan serupa telah terlihat pada pertemuan semacam itu di tahun-tahun sebelumnya. Otoritas Turki melarang protes dan polisi menindak orang-orang yang berkumpul untuk menyuarakan keresahannya.