REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Israel Isaac Herzog melakukan pembicaraan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di ibu kota Turki, Ankara. Ini merupakan kunjungan pertama seorang pemimpin Israel sejak 2008 untuk memperbaiki hubungan yang retak.
Kedua negara memang kerap saling tuduh atas pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan dukungan Ankara untuk kelompok Hamas yang memerintah Jalur Gaza. Namun kunjungan Herzog ke Ankara dan Istanbul pada Rabu (9/3/2022) dan Kamis (10/3/2022) bertujuan untuk memulihkan hubungan kedua negara.
Seperti dilansir laman Aljazirah, Rabu, hubungan diplomatik bilateral dan isu-isu regional diperkirakan akan mendominasi pembicaraan Herzog dan Erdogan. Namun prospek untuk menggunakan gas Israel di Turki dan lebih ambisius di Eropa, juga kemungkinan akan muncul dalam isu pertemuan antara kedua pemimpin.
Erdogan mengatakan, kunjungan itu akan menandai 'era baru.' Menurut Erdogan kedua negara dapat bekerja sama untuk membawa gas alam Israel ke Eropa dan menghidupkan kembali sebuah gagasan yang pertama kali dibahas lebih dari 20 tahun yang lalu.
Kepala perusahaan Israel yang memompa gas dari ladang raksasa di Mediterania Timur mengatakan, perusahaannya dapat memasok Turki jika menyediakan infrastruktur. Namun dia tidak mengomentari ide Erdogan yang lebih ambisius untuk menghubungkannya dengan Eropa.
"Posisi kami selalu jelas. Jika Anda ingin bensin, bagus. Kami siap memberi. Anda membangun jaringan pipa untuk kami dan kami akan memasok gas," ujar Yossi Abu, kepala eksekutif NewMed Energy pada konferensi investor dua pekan lalu.
Hubungan antara kedua negara telah goyah karena berbagai alasan, khususnya setelah kematian 10 warga sipil dalam serangan Israel di kapal Mavi Marmara Turki. Kapal itu adalah bagian dari armada yang mencoba menembus blokade Israel di Gaza yang terkepung dengan membawa bantuan ke wilayah pada tahun 2010.