Kamis 10 Mar 2022 07:22 WIB

AS Peringatkan Rusia Mungkin akan Gunakan Senjata Kimia

AS memperingatkan Rusia mungkin menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Brigade mekanis terpisah ke-92 dari tank Angkatan Bersenjata Ukraina bersiap untuk ambil bagian dalam latihan di dekat desa Klugino-Bashkirivka tidak jauh dari kota Kharkiv, Ukraina Timur, 31 Januari 2022 di tengah eskalasi di perbatasan Ukraina-Rusia (diterbitkan 01 Februari 2022).
Foto: EPA-EFE/SERGEY KOZLOV
Brigade mekanis terpisah ke-92 dari tank Angkatan Bersenjata Ukraina bersiap untuk ambil bagian dalam latihan di dekat desa Klugino-Bashkirivka tidak jauh dari kota Kharkiv, Ukraina Timur, 31 Januari 2022 di tengah eskalasi di perbatasan Ukraina-Rusia (diterbitkan 01 Februari 2022).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  -- Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) memperingatkan Rusia mungkin ingin menggunakan senjata kimia atau biologi di Ukraina. Gedung Putih pun juga menolak klaim Rusia bahwa Ukraina sedang mengembangkan senjata kimia ilegal.

Pada pekan ini juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Ukraina tanpa bukti, adanya senjata kimia dan biologi di laboratorium-laboratoriumnya. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan klaim Rusia "tidak masuk akal" dan mungkin bagian dari upaya Rusia untuk melakukan serangan bom pemusnah massal semacam itu di Ukraina.

Baca Juga

"Jelas ini semua taktik Rusia untuk membenarkan serangan yang telah direncanakan, tanpa provokasi dan tidak bisa dibenarkan terhadap Ukraina lebih jauh," cicit Psaki, Rabu (9/3/2022).

"Kini Rusia sudah membuat klaim-klaim palsu dan China tampaknya mendukung propaganda ini, kami semua harus waspada pada kemungkinan Rusia menggunakan senjata kimia dan biologi di Ukraina atau menciptakan operasi bendera palsu (mencari kambing hitam) untuk menggunakannya," tambahnya.

Selama berbulan-bulan AS memperingatkan Rusia akan menggelar operasi "bendera palsu" untuk menciptakan alasan invasi. Kemarin AS kembali memperingatkan Rusia mungkin sedang mencari alasan untuk meningkatkan ketegangan konflik yang sudah berlangsung dua pekan ini.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan klaim Rusia hanya "sekumpulan omong kosong." Masyarakat internasional sudah lama menduga Rusia kerap menggunakan senjata kimia untuk menyingkirkan musuh-musuh politik Presiden Vladimir Putin seperti mantan mata-mata ganda Sergei Skripal dan pemimpin oposisi Alexei Navalny.

Rusia juga mendukung Presiden Bashar al-Assad di Suriah yang menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri dalam perang sipil. PBB mengatakan sejauh ini tidak ada bukti mengenai klaim Rusia.

"Pada titik ini tidak ada informasi yang mengkonfirmasi laporan-laporan atau tuduhan tentang laboratorium semacam itu," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

"Rekan-rekan kami di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah bekerja dengan pemerintah Ukraina, mengatakan mereka tidak mengetahui aktivitas yang melibatkan pemerintah Ukraina yang tidak konsisten dengan kewajiban perjanjian internasional, termasuk senjata kimia atau biologi," tambah Dujarric.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement