REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina mengatakan angkatan bersenjata Rusia sedang bersiap untuk merebut ibu kota Kiev. "Menurut informasi yang didapatkan, musuh sedang mempersiapkan upaya baru untuk merebut Kiev," kata layanan pers Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Kiev, kota terpadat di Ukraina, relatif sepi dalam beberapa hari terakhir, meski serangan artileri Rusia telah menggempur pinggiran ibu kota. Awal pekan ini, wali kota Kiev Vitali Klitschko telah mendesak masyarakat untuk tinggal di dalam rumah atau di tempat penampungan saat kota meningkatkan langkah-langkah pertahanan, menambahkan bahwa pertempuran sengit sedang berlangsung di luar Kiev.
"Kiev melakukan segalanya untuk memastikan layanan kota yang dapat diandalkan," kata dia.
"Kami mendistribusikan bantuan di antara wilayah yang paling rentan dan menimbun makanan, kebutuhan pokok dan obat-obatan," ujar Klitschko.
Perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menarik kecaman internasional dan menyebabkan sanksi keuangan yang berat terhadap Moskow. Mengikuti protes global, banyak perusahaan besar dunia juga telah membatasi atau menghentikan operasi mereka di Rusia.
Setidaknya 474 warga sipil telah tewas dan 861 terluka di Ukraina sejak awal perang, dan lebih dari 2,1 juta orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, menurut laporan PBB. Rusia adalah salah satu produsen minyak utama dunia, dan juga mendominasi pasar energi Eropa sebagai pemasok gas alam terbesarnya. Konflik dan sanksi selanjutnya telah memicu harga minyak mentah lebih tinggi karena kekhawatiran pasokan.