Sabtu 12 Mar 2022 15:01 WIB

China Beri Izin Perusahaan Lokal Produksi Alat Tes Antigen Mandiri

Alat tes antigen ini akan digunakan untuk pengujian secara mandiri.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Alat tes cepat Antigen COVID-19. China telah memberikan persetujuan kepada lima alat tes antigen Covid-19 yang dibuat oleh perusahaan lokal. Alat tes antigen ini akan digunakan untuk pengujian secara mandiri.
Foto: ANTARA/SISWOWIDODO
Alat tes cepat Antigen COVID-19. China telah memberikan persetujuan kepada lima alat tes antigen Covid-19 yang dibuat oleh perusahaan lokal. Alat tes antigen ini akan digunakan untuk pengujian secara mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah memberikan persetujuan kepada lima alat tes antigen Covid-19 yang dibuat oleh perusahaan lokal. Alat tes antigen ini akan digunakan untuk pengujian secara mandiri.

China telah mengubah aturan pengujian Covid-19 karena menyebarnya varian omicron. Salah satu perubahannya yaitu setiap warga dapat melakukan tes Covid-19 secara mandiri. Administrasi Produk Medis Nasional Cina (NMPA) pada Jumat (11/3/2022) menerbitkan pemberitahuan yang mengatakan, Beijing Huaketai Biotechnology telah diizinkan untuk membuat perubahan pada sertifikat perangkat tes antigen Covid-19.

Baca Juga

NMPA menerbitkan persetujuan serupa untuk empat perusahaan lain, antara lain Nanjing Vazyme Biotech, Guangzhou Wondfo Biotech, dan Beijing Jinwofu Bioengineering Technology. Termasuk anak perusahaan BGI Genomics yaitu Shenzhen Huada Yinyuan Pharmaceutical Technology.

China Central Television (CCTV) melaporkan, persetujuan NMPA menandai peluncuran resmi alat tes mandiri antigen Covid-19 yang baru. Persetujuan itu diambil setelah regulator kesehatan China mengizinkan masyarakat umum untuk membeli alat tes mandiri antigen Covid-19 di toko, maupun market place untuk pertama kalinya.

Dalam dua tahun terakhir, pekerja medis di banyak kota di China telah melakukan tes swab terhadap ratusan ribu orang. Hal ini telah membantu China menjaga beban kasusnya tetap rendah.

Namun, beberapa ahli mengatakan, strategi pengendalian virus korona semakin menantang ketika terjadi penyebaran varian omicron.  Peningkatan kasus harian Cina yang ditularkan di dalam negeri mencapai level tertinggi dua tahun minggu terakhir. Sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement