REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak sedikit yang mengandalkan asupan suplemen dalam menunjang aktivitas sehari-hari. Namun rupanya konsumsi suplemen boleh jadi perlu lebih dibatasi, mengacu sebuah temuan baru.
Suplementasi selenium dan vitamin E ditemukan dapat meningkatkan risiko kanker prostat (PCa) pada pria, menurut penelitian baru. Pria yang tidak kekurangan selenium atau vitamin E harus menghindari mengonsumsi suplemen ini karena dosis di atas asupan makanan yang direkomendasikan dapat meningkatkan risiko penyakit.
Pada tahun 2001, US National Cancer Institute memprakarsai Selenium dan Vitamin E Cancer Prevention Trial (SELECT), yang menguji apakah selenium, vitamin E, atau keduanya dapat mengurangi kanker prostat pada lebih dari 35.000 pria.
Mereka menerima 200 gram selenium (L-selenomethionine) atau dalam kombinasi dengan 400 IU vitamin E (all-rac-α-tocopheryl acetate) setiap hari. Namun, suplementasi dihentikan karena analisis sementara tiga tahun sebelum tanggal akhir percobaan menunjukkan manfaat yang sangat kecil dan juga bahwa vitamin E dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat.
Peneliti Dr Alan Kristal dan rekan studi memeriksa dampak suplementasi selenium dan vitamin E pada risiko kanker prostat menggunakan data SELECT. Kadar selenium dan vitamin E dinilai dari konsentrasi selenium kuku kaki dan sampel darah.
Tidak ada peningkatan risiko kanker di mana peserta tidak menerima suplemen ini. Namun, suplementasi vitamin E meningkatkan kemungkinan penyakit sebesar 63 persen di antara mereka yang rendah selenium.
“Suplementasi selenium dengan atau tanpa vitamin E meningkatkan risiko kanker prostat tingkat tinggi sebesar 91 persen di antara pria dengan status selenium lebih tinggi,” bunyi laporan Spring.org.uk, dilansir Selasa (15/3/2022).
Para penulis menyimpulkan suplementasi selenium tidak menguntungkan pria dengan status selenium rendah tetapi meningkatkan risiko PCa tingkat tinggi di antara pria dengan status selenium tinggi. Vitamin E meningkatkan risiko PCa di antara pria dengan status selenium rendah.
Pria harus menghindari suplemen selenium atau vitamin E pada dosis yang melebihi asupan makanan yang direkomendasikan. Studi ini dipublikasikan di Journal of the National Cancer Institute (Kristal et al., 2014).