Rabu 16 Mar 2022 05:58 WIB

Zakir Naik Belajar Autodidak Perbandingan Agama

Zakir Naik menjalani persidangan di Pengadilan Penang Malaysia

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Penceramah asal India, Zakir Naik. Zakir Naik menjalani persidangan di Pengadilan Penang Malaysia
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Penceramah asal India, Zakir Naik. Zakir Naik menjalani persidangan di Pengadilan Penang Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Pendakwah asal India, Dr Zakir Naik mengakui di Pengadilan Tinggi pada Senin (14/3/2022) bahwa berbicara bahasa Arab hanya sedikit, membaca sedikit bahasa Sansekerta tetapi tidak tahu bahasa Aram, bahasa asli Alkitab.

Kemudian ia  mengatakan, seseorang tidak perlu menguasai bahasa-bahasa itu untuk menjadi ahli dalam perbandingan agama. Hal tersebut dia sampaikan dalam percakapan yang penuh warna dan terkadang panas dengan Penasihat Wakil Kepala Menteri Penang Dr P Ramasamy, Razlan Hadri Zulkifli. 

Baca Juga

Dokter medis tersebut setuju, dia tidak memiliki kredensial akademis tentang perbandingan agama dari Universitas Manchester, Universitas Islam Internasional di sini, Universitas Al Azhar di Mesir, Universitas Al Madinah di Arab Saudi atau Universitas George Washington di Amerika Serikat (AS). 

Namun, dia menyatakan memang memberikan kuliah tentang perbandingan agama di Universitas Al-Azhar, karena dia belajar sendiri atau otodidak.

“Tidak perlu belajar dulu sebelum menceramahi orang lain tentang perbandingan agama,” kata dia dilansir dari laman Theedgemarkets pada Selasa (15/3/2022). 

Ketika ditanya apakah dia memiliki pendidikan formal tentang perbandingan agama dalam Islam, Hindu atau Kristen, Dr Zakir mengatakan hal itu tidak diharuskan. Berikut ini petikan dialog dalam persidangannya: 

Razlan: “Namun, tidakkah Anda berpikir bahwa Anda setidaknya harus menjalani semacam kursus perbandingan agama sebelum berbicara tentang agama lain selain Islam?”

Zakir: “Tidak untuk saya, orang lain mungkin.

Razlan: “Jadi Anda mengatakan bahwa Anda tidak memiliki kualifikasi (akademik) formal dalam perbandingan agama, yaitu belajar Islam, Hindu, dan Kristen?”

Zakir: “Saya seorang otodidak.” 

Saat ditanya oleh penasihatnya, dia mengaku sebagian bisa berbahasa Arab. Namun mengatakan tidak wajib berbahasa Arab saat menyampaikan ceramah tentang Islam. 

Razlan: “Apakah Anda akan menerima seseorang yang tidak memiliki pengetahuan (tentang) Arab untuk menjadi ahli dalam Islam?”

Zakir: “Ya.”

Zakir mengeklaim, dia telah memperoleh pengetahuan yang luas dari Alquran dan hadits. Zakir juga mengaku hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang bahasa Sansekerta, bahasa asli yang digunakan oleh umat Hindu. “Ada ribuan orang yang tidak bisa berbahasa Sansekerta,” ucapnya. 

Zakir sadar bahwa bahasa asli Kekristenan adalah bahasa Aram, dengan teks-teks mereka kemudian diterjemahkan ke bahasa Yunani kuno, tetapi setuju bahwa dia tidak berbicara atau mengerti bahasa Aram atau Yunani. 

Meskipun demikian, Zakir mengeklaim, dia membaca sebagian besar versi terjemahan Alkitab, termasuk versi King James. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement