Kamis 17 Mar 2022 12:47 WIB

Harga Minyak Goreng Melambung, Pemkot Bandung: Kami tidak Bisa Intervensi

Plt Walkot Bandung mengaku tak bisa mengintervensi harga minyak goreng yang melambung

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja menuangkan minyak goreng curah ke dalam plastik di salah satu kios sembako di Jalan Cipaera, Lengkong, Kota Bandung, Rabu (16/3/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengumumkan, pemerintah akan menyubsidi harga minyak goreng curah. Setelah disubsidi, harga minyak goreng curah akan naik dari sebelumnya Rp11.500 per liter menjadi Rp14.000 per liter. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja menuangkan minyak goreng curah ke dalam plastik di salah satu kios sembako di Jalan Cipaera, Lengkong, Kota Bandung, Rabu (16/3/2022). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengumumkan, pemerintah akan menyubsidi harga minyak goreng curah. Setelah disubsidi, harga minyak goreng curah akan naik dari sebelumnya Rp11.500 per liter menjadi Rp14.000 per liter. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Imbas pencabutan subsidi pemerintah untuk minyak goreng kemasan membuat harga minyak goreng kemasan premium di toko ritel melambung.

Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan Pemerintah Kota Bandung tidak mampu melakukan intervensi pemerataan harga minyak goreng, merujuk pada harga minyak goreng yang dikembalikan ke masing-masing distributor.

Baca Juga

“Ini kan kebijakan pemerintah pusat dan akhirnya kembali ke pasar, kami jadi tidak punya instrumen untuk menekan atau mengintervensikan harga,” kata Yana saat ditemui di Bantaran Sungai Cipamokolan, Rancasari, usai menghadiri peringatan Hari Air Sedunia dan Hari Jadi Keempat Sungai Citarum, Kamis (17/3/2022).

Yana mengatakan, pencabutan subsidi ini juga menghalangi agenda pelaksanaan operasi pasar (OP). Menurutnya, pelaksanaan OP juga tidak lagi efektif, merujuk pada keberadaan minyak goreng yang kembali membanjiri pasaran. Dia juga menegaskan Pemerintah Kota Bandung tidak bisa berbuat banyak untuk menyiasati pencabutan subsidi ini.

“Kalau kita mau gelar operasi pasar, apa yang mau dilakukan? Kan stok sudah banyak, tapi memang HET tidak ada. Jadi kita juga mau patok harga berapa? Sebetulnya kita sudah bicara dengan distributor minyak goreng, tadinya mereka siap membanjiri pasar dengan harga HET tapi ternyata ada perubahan kebijakan itu jadi batal (OP),” jelas Yana.

“Karena (harga minyak goreng) sudah kembail mekanisme pasar ya susah. Karena kita sudah tidak bisa intervensi,” sambungnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement