REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) merupakan salah satu upaya percepatan perbaikan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan yang sangat penting untuk mencapai kondisi gizi dan kesehatan yang baik pada ibu, bayi dan anak sejak usia dini. Salah satu praktik PMBA yang benar melalui MPASI diketahui menjadi salah satu yang dapat mencegah stunting.
Seperti yang dilakukan fasilitator Rumah Zakat Septiani Riwanti melalui program Desa Bebas Stunting bersama kader Posyandu Tulip 1 yang berada di Kampung Bagan, Desa Berdaya Tanjung Piayu mengadakan kegiatan belajar memasak Makanan Pendamping ASI (MPASI) dari anak usia 6 bulan hingga 24 bulan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengedukasi para kader bagaimana cara pembuatan MPASI sehingga kedepannya dapat disampaikan kepada ibu-ibu di Kampung Bagan yang masih bingung bagaimana membuat MPASI yang benar. Karena diharapakan pemberian MPASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak. Terutama pemberian MPASI dilakukan dengan adekuat. Maksudnya, di dalam kandungan MPASI harus bisa menyediakan energi, protein, dan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak yang sedang bertumbuh.
Kegiatan ini dihadiri oleh 5 orang kader Posyandu Tulip 1, fasilitator Rumah Zakat dan juga Endang selaku kader posyandu rekomendasi Ahli Gizi Puskemas Sei Pancur. Beliau sudah biasa mengisi kegiatan penyuluhan dari Puskesmas dan beliau juga termasuk kader binaan Rumah Zakat dari Kampung Suka Damai, Tanjung Piayu.
"Sangat bermanfaat sekali pelajaran memasak hari ini. Kami sangat senang bisa belajar langsung membuat MPASInya dan setelah ini kami akan edukasi ibu-ibu di Kampung Bagan untuk membuat MPASI bergizi seperti ini. Terima kasih Rumah Zakat atas dilaksanakannya program pelatihan kader di sini," ucap Sarinah.