REPUBLIKA.CO.ID., LONDON -- Inggris dengan sekutunya akan memberikan lebih banyak senjata pertahanan untuk membantu Ukraina menghadapi serangan Rusia yang kejam, kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Jumat (18/3/2022).
Berbicara pada konferensi Konservatif Skotlandia di Aberdeen, Skotlandia, Johnson mengatakan bahwa “kami akan berbuat lebih banyak untuk memperketat ekonomi buruk (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan setiap hari pembantaian perilaku tidak manusiawi dari Mesin Perang Putin berlanjut, saya pikir itu tekad dunia untuk berbuat lebih banyak sedang tumbuh.”
“Dan saya semakin yakin bahwa Putin akan gagal,” kata Johnson.
“Dia (Putin) akan gagal dalam usaha bencananya di Ukraina karena dia secara fatal meremehkan kepahlawanan dan tekad Ukraina untuk berperang, dia meremehkan persatuan Barat dan antara lain, dia meremehkan komitmen penuh semangat dari rakyat Ukraina,” tambah dia.
Johnson mengatakan bahwa “tetapi ada lebih banyak yang bisa kita lakukan sekarang dan ada satu cara penting agar kita semua dapat mulai membantu dunia untuk melawan Putin.”
“Dan itu untuk melepaskan diri kita dari ketergantungan pada minyak dan gasnya dan dalam upaya nasional yang besar itu.”
Dia menjelaskan bahwa pemerintah telah mengalokasikan GBP39 juta (USD51,4 juta) dalam proyek-proyek untuk mendapatkan keuntungan dari tenaga surya dan nuklir, serta hidrogen.
"Bersama-sama negara kita, Inggris, memimpin dunia dalam melawan obat hidrokarbon yang mendorong pengganggu Kremlin," ungkap Johnson.
“Dan bersama-sama kita akan melepaskan diri dari pemikiran itu terhadap hidrokarbon Rusia dan bersama-sama kita adalah kekuatan untuk kebaikan di dunia.”
Juga berbicara tentang tawaran kemerdekaan kedua dari Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon, yang telah menjanjikan referendum pada akhir 2023, Johnson mengatakan "ini bukan waktunya" untuk mengadakan referendum lagi.
“Ini bukan saatnya untuk perdebatan yang lebih menarik tentang Konstitusi ketika benua Eropa kita dirusak oleh perang paling kejam sejak 1945,” tutur dia.