Senin 21 Mar 2022 19:51 WIB

Kremlin: Embargo Minyak Rusia akan Pukul Eropa

Berbeda dengan Amerika Serikat, Eropa bergantung pada minyak Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Kilang minyak (ilustrasi). Pemerintah Rusia mengatakan, Eropa akan terpukul jika terjadi embargo minyak oleh Benua Biru.
Foto: Dok Pertamina
Kilang minyak (ilustrasi). Pemerintah Rusia mengatakan, Eropa akan terpukul jika terjadi embargo minyak oleh Benua Biru.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan, Eropa akan terpukul jika terjadi embargo minyak oleh Benua Biru. Hal itu disampaikan setelah beberapa menteri luar negeri Uni Eropa mendorong penerapan embargo minyak Rusia sebagai bagian dari kemungkinan sanksi putaran kelima terhadap Moskow.

“Embargo semacam itu akan sangat berdampak serius pada pasar minyak global, sangat berdampak buruk pada keseimbangan energi di benua Eropa,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Senin (21/3/2022).

Baca Juga

Kendati demikian, Peskov menyebut embargo tidak akan memberi dampak signifikan pada Amerika Serikat (AS). “Orang Amerika akan tetap seperti apa adanya dan akan merasa jauh lebih baik daripada orang Eropa (jika terjadi embargo minyak Rusia). Ini akan sulit bagi orang Eropa, keputusan seperti itu akan menimpa semua orang (di Eropa),” ujarnya.

Rusia telah memperingatkan bahwa sanksi Uni Eropa terhadap komoditas minyaknya akan mendorongnya menutup pipa gas ke Benua Biru. Sebanyak 40 persen suplai gas ke Eropa dipasok oleh Rusia. Jerman merupakan salah satu negara yang paling bergantung pada pasokan gas Rusia.

Pada 8 Maret lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak dan gas dari Rusia. Biden mengatakan, pemerintahannya menargetkan arteri utama ekonomi Rusia sebagai respons atas langkahnya menyerang Ukraina. “Kami melarang semua impor minyak dan gas serta energi Rusia. Itu berarti minyak Rusia tidak lagi dapat diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” ujarnya.

Biden mengatakan, keputusannya memberlakukan larangan impor terhadap minyak dan gas Rusia diambil dalam konsultasi erat dengan sekutu. “AS memproduksi jauh lebih banyak minyak di dalam negeri daripada gabungan seluruh Eropa. Kami adalah pengekspor bersih energi, jadi kami dapat mengambil langkah ini ketika yang lain tidak bisa,” ucapnya.

Kendati demikian, Biden tak menampik bahwa rakyat AS akan menanggung konsekuensi dari keputusan pelarangan impor minyak dan gas Rusia tersebut. “Akan ada harga juga di sini, di AS. Saya katakan, saya akan sejajar dengan rakyat Amerika dari awal, dan ketika saya pertama kali berbicara tentang hal ini, saya mengatakan, ada harga untuk mempertahankan kebebasan, itu akan merugikan kita juga di AS,” kata Biden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement