REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kasus harian Covid-19 di Kota Tasikmalaya sudah mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Kendati demikian, berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) terbaru, Kota Tasikmalaya masih harus menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan, salah satu penyebab daerahnya masih harus menerapkan PPKM level 3 adalah kasus aktif yang masih cukup tinggi. Ia mengungkapkan, dalam beberapa hari terakhir, kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya sempat menurun. Namun, secara rata-rata masih tinggi.
"Jadi rata-ratanya masih tinggi. Untuk turun itu kan butuh waktu. Karena kasus aktif masih cukup tinggi," kata dia, Selasa (22/3/2022).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per 22 Maret 2022, total kasus aktif berjumlah 496 kasus. Dalam sehari terakhir, terdapat penambahan sebayak 18 kasus baru.
Selain kasus aktif yang masih tinggi, Uus mengatakan, target penelusuran (tracing) kontak erat di Kots Tasikmalaya juga belum maksimal. Akibatnya, Kota Tasikmalaya mendapat penilaian rendah dalam penentuan level PPKM.
Ia menjelaskan, setiap ada satu kasus terkonfirmasi positif Covid-19, harus ada 10-15 orang yang di-tracing. "Namun saat ini baru 80-90 persen yang terpenuhi dari target seharunya," kata dia.
Menurut Uus, perlu kesadaran dari semua pihak agar Kota Tasikmalaya bisa keluar dari PPKM level 3. Ia mencontohkan, masyarakat harus segera memeriksakan diri ketika menjadi kontak erat.
"Jangan malah menutup diri," kata dia.
Kendati demikian, melihat perkembangan kasus yang ada, Uus optimistis Kota Tasikmalaya dapat turun ke level 2 PPKM pada pekan depan. Namun, ia mengimbau masyarakat tetap taat protokol kesehatan. Masyarakat juga diminta melakukan vaksinasi apabila belum divaksin.