REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Belakangan banyak emak mengeluhkan kelangkaan minyak goreng dan harganya yang melambung tinggi. Jelas masyarakat dhuafa menjadi kesulitan mendapatkan minyak goreng (migor), tidak terkecuali dapur para santri di pesantren pedalaman.
"Menjawab hal itu, BMH menyalurkan minyak goreng ke 25 pesantren se-Sulawesi Selatan dengan total santri penerima manfaat sebanyak 1.617 orang, yang 24 jam tinggal dan belajar untuk menuntut ilmu di pesantren," terang Kepala BMH Perwakilan Sulawesi Selatan, Kadir, Jumat (25/3) seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Minyak goreng yang dimaksudkan untuk membantu memenuhi kebutuhan santri ini telah disiapkan sebanyak 310 kemasan atau dengan berat total mencapai 248 kilogram.
Distribusi bantuan sendiri ini menjadi satu rangkaian program Ekpedisi Kebaikan Zakat di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Selain minyak goreng, program ini juga menyalurkan rupa-rupa bahan makanan pokok yang diperuntukkan bagi santri, para guru dan dai di 25 pesantren itu.
"Kita berharap melalui Ekspedisi Kebaikan Zakat dan minyak goreng yang didedikasikan umat melalui BMH untuk santri, guru dan dai di pesantren, Allah berikan keberkahan bagi kita semua," tutup Kadir.