Selasa 29 Mar 2022 05:15 WIB

Penggunaan Antibiotik Jangka Panjang Bisa Turunkan Memori?

Peneliti mengaitkan antara penggunaan antibiotik jangka panjang dengan demensia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Obat (ilustrasi). Studi mengungkap, perubahan memori dan daya pikir akibat penggunaan antibiotik kira-kira setara dengan tiga sampai empat tahun penuaan.
Foto: freepik
Obat (ilustrasi). Studi mengungkap, perubahan memori dan daya pikir akibat penggunaan antibiotik kira-kira setara dengan tiga sampai empat tahun penuaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Sebuah studi baru yang diterbitkan di PLOS One menghubungkan penggunaan antibiotik pada usia paruh baya dengan penurunan memori dan daya pikir pada perempuan. Antibiotik terutama digunakan untuk mengobati atau mencegah beberapa jenis infeksi bakteri.

Demensia merupakan istilah umum untuk gejala yang terkait dengan penurunan memori dan cara berpikir. Kondisi ini bisa terus memburuk dan jumlah penderitanya bisa terus bertambah dalam beberapa dekade mendatang.

Baca Juga

Para peneliti di AS menemukan bahwa penggunaan antibiotik jangka panjang pada perempuan selama usia paruh baya dikaitkan dengan kemampuan kognitif yang lebih buruk hingga tujuh tahun kemudian. Mereka mengamati 14.542 perawat perempuan yang tinggal di AS.

Secara sukarela, perawat menyelesaikan tes terkomputerisasi mandiri untuk mengukur aspek memori dan daya pikir. Peneliti menemukan bahwa perempuan yang terpapar antibiotik selama dua bulan di usia paruh baya memiliki ingatan yang lebih buruk hingga tujuh tahun kemudian.

Efeknya tetap konsisten bahkan ketika memperhitungkan faktor potensial lain yang dapat memengaruhi hubungan ini, termasuk adanya kondisi kesehatan lain. Perubahan memori dan daya pikir akibat penggunaan antibiotik kira-kira setara dengan tiga sampai empat tahun penuaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement