Rabu 30 Mar 2022 07:46 WIB

Pembelajaran Berbasis Proyek Eksplorasi Kemampuan Siswa

"Project based learning" meningkatkan keterampilan siswa.

Sekolah Bakti Mulya 400 (BM 400) menggelar student talkshow bertemakan “Explore Your Ability Through Project Based Learning”, Selasa (29/3).
Foto: Dok BM 400
Sekolah Bakti Mulya 400 (BM 400) menggelar student talkshow bertemakan “Explore Your Ability Through Project Based Learning”, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekolah Bakti Mulya 400 (BM 400) kembali menyelenggarakan student talkshow pada Selasa (29/3) dengan mengusung tema “Explore Your Ability Through Project Based Learning.”

Sekolah BM 400 sendiri sudah menerapkan metode project based learning (pembelajaran berbasis proyek) yang bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan siswa serta memperkokoh kompetensi lulusan BM 400. 

Drs Ajibandi selaku manager Bidang Kesiswaan Sekolah BM 400, dalam sambutannya mengatakan, kolaborasi dan kerja sama menjadi salah modal kesuksesan di masa mendatang. Oleh karena itu, Sekolah BM 400 selalu berupaya untuk mengadakan kegiatan yang bersifat kolaboratif.

“Kalian akan dihadapkan pada tantangan dunia, yaitu kemampuan untuk berkolaborasi dan bekerja sama sebagai kunci  kesuksesan pemimpin masa mendatang,” tuturnya.

“Sekolah Bakti Mulya 400 membekali siswa agar siap mengadakan kegiatan kolaborasi antarsiswa dari seluruh jenjang pendidikan bahkan dengan lembaga di dalam dan luar negeri,” sambung Drs  Ajibandi seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Kali ini, student talkshow BM 400 menghadirkan siswa-siswi berprestasi dari SD BM 400 yaitu Zahira Syafa Zaky, Freya Salsabylla Safara, dan Rafa Ashraf Deandra (kelas 4) serta  Celina Alejandra Miguel dan  Shea Sadeeya Sasmaya (kelas 6) untuk berperan sebagai pengisi acara.

photo
Salah seorang siswa SD BM 400 tampil di acara student talk membahas pembelajaran berbasis proyek, Selasa (29/3). (Foto: Dok BM 400)

Dipandu oleh pembawa acara dan moderator dari Sekolah Menengah Atas (SMA) BM 400, Adinda Namira dan Say Qanaah, sesi pertama student talkshow kali ini membahas pengalaman para siswi SD BM 400 dalam mengerjakan proyek untuk lomba story telling yang diadakan Sekolah BM 400.

Zahira Syafa Zaky atau akrab disapa Syafa dari kelas 4D menuturkan persiapannya dalam mengikuti lomba story telling, dimulai dari membaca dan menghafal naskah serta menyiapkan properti lomba. 

“Persiapan pertama saya adalah membaca naskah hingga saya bisa mengingat naskah tersebut di luar kepala,” jelas Syafa.

“Lalu saya membuat properti seperti pig mask dan wolf mask hingga pada akhirnya saya membawakan cerita three little pigs,” sambungnya.

Sejalan dengan Syafa, Celina dari kelas 6E Cambridge juga turut membagikan pengalaman dan persiapan dirinya dalam mengikuti lomba story telling.

“Untuk story telling, saya membaca naskahnya berulang kali hingga saya menghafalnya. Setelah itu saya membuat properti dan menyiapkan kostumnya,” ungkap Celina. 

Kemudian, pada sesi 2 student talkshow, Rafa dari kelas 4C mengungkapkan jika metode project based learning sangat membantu dirinya dalam meningkatkan keterampilan.

Project based learning benar-benar meningkatkan keterampilan saya, terutama dalam berbicara, berkreasi, dan berkreativitas,” ungkapnya.

Selain itu, Rafa juga turut menjelaskan proyek berbasis pembelajaran berupa pembuatan diorama “proyek rumah sehat” yang pernah dikerjakannya saat duduk di bangku kelas 4 SD BM 400. 

Proyek berbasis pembelajaran tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menggabungkan beberapa subyek mata pelajaran seperti Agama Islam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. 

Rafa mengaku bahwa butuh waktu dua minggu lebih bagi dirinya untuk menyelesaikan proyek rumah sehat tersebut hingga selesai.

“Saya butuh waktu dua minggu lebih untuk menyelesaikan (proyek) melalui petunjuk dan instruksi yang sudah diberikan oleh guru sebelumnya,” pungkasnya.

Rafa melanjutkan, ada beberapa kendala pada saat dirinya mengerjakan proyek berbasis pembelajaran yang ditugaskan, salah satu kendala utama adalah pada penulisan naskah. 

“Proyek saya yaitu membuat sebuah diorama tentang lingkungan sehat. Kendala saat mengerjakan proyek adalah pada saat penulisan naskah,” jelasnya.

“Namun, kakak dan Ibu saya membantu memberikan ide-ide pada saat pembuatan naskah,” tutupnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement