Kamis 31 Mar 2022 19:37 WIB

Virus Terus Bermutasi, Varian Baru Covid-19 Mungkin Masih Bermunculan

Tidak menutup kemungkinan di masa depan masih muncul varian-varian baru Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Mutasi virus (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Mutasi virus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pemberdayaan Masyarakat Bidang Dukungan Darurat Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Retno Asti Werdhani mengingatkan, tantangan Covid-19 di Indonesia kedepannya adalah hidup bersama virus ini. Artinya, tidak menutup kemungkinan di masa depan masih muncul varian-varian baru Covid-19.

"Tidak bisa dipungkiri ada kemungkinan itu. Virus ini akan terus bermutasi," ujar Asti saat mengisi konferensi virtual BNPB, Kamis (31/3/2022).

 

Padahal, ia mengingatkan penyakit yang lain yang juga harus diperhatikan. Misalnya penyakit akibat bakteri tuberkulosis yang merupakan penyakit terbanyak di Indonesia, atau penyebaran virus HIV/AIDS yang masih ada. Selain itu penyakit tak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi yang jadi penyakit penyerta (komorbid) dan bisa semakin parah saat terinfeksi Covid-19. Jadi, yang perlu dikhawatirkan tidak hanya Covid-19, melainkan juga penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus yang sudah ada sebelum virus ini muncul.

 

"Untuk menghadapi tantangan ini maka perlu tindakan pencegahan diri dan pengendalian, termasuk  diri sendiri, lingkungan sekitar, RT/RW, kelurahan, dan terus berjenjang hingga provinsi," katanya.

 

Dia meminta sistem kesehatan penting untuk diperkuat. Selain itu, model yang sudah ada dibangun selama pandemi ini bisa menjadi model untuk deteksi dini dan pengolahan penyakit jangka panjang. Untuk mewujudkannya, ia menilai ini bergantung pada manajemen sumber daya manusia (SDM) dan warga negara yang memiliki kemampuan literasi kesehatan dan informasi yang mumpuni.

 

Dia menegaskan komunikasi risiko yang dilakukan tiap individu juga diperlukan. Diantaranya menerapkan langkah ketika menghadapi Covid-19 terlebih dahulu seperti menerapkan protokol kesehatan, baik di rumah, maupun di kantor.

 

Selain itu, ia meminta masyarakat jangan langsung menyebar berita Covid-19 yang belum terjamin kebenarannya. Jika masyarakat menerima sebuah berita maka bisa dicek kebenarannya terlebih dahulu ke situs satuan tugas Covid-19, Kementerian Kesehatan, atau pemangku kebijakan terkait lainnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement