Sabtu 02 Apr 2022 06:58 WIB

Sven-Goran Eriksson Merasa Diperlakukan tak Adil oleh Media

Sven-Goran Eriksson angkat bicara soal situasi sulit saat memimpin Inggris.

Rep: Hartifiany Praisa/ Red: Agung Sasongko
Sven-Goran Eriksson
Foto: EPA/Claudio Bresciani
Sven-Goran Eriksson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan pelatih tim nasional Inggris, Sven-Goran Eriksson angkat bicara soal situasi sulit yang dialaminya saat memimpin tim Negeri Tiga Singa pada awal 2001. Eriksson ternyata terkejut bahwa semua mata akan tertuju padanya.

Pelatih asal Swedia ini bergabung dengan tim usai pengunduran diri yang dilakukan Kevin Keegan. Eriksson pun menjadi orang non-Inggris pertama yang memimpin tim.

Baca Juga

Di tangannya, Inggris berhasil lolos ke Piala Dunia hingga akhirnya tersingkir oleh Brasil di babak perempat final. Setelah itu, Eriksson terus menjadi pusat perhatian setelah kegagalan skuad di Kejuaraan Eropa dan Piala Dunia.

Dilansir dari laman Daily Star, Sabtu (2/4/2022), sorotan publik berujung pada skandal sang manajer dengan model Ulrika Jonsson dan tertipu oleh jurnalis News of The World yang menyamar.

"Jika seseorang memiliki pekerjaan sepak bola dan ada banyak tekanan padanya, maka pekerjaan itu adalah yang bagus, bagus untuk memiliki tekanan," kata Eriksson.

Dia mengakui sempat mempertanyakan apakah kehidupan pribadinya benar-benar menjual bagi pers. Bahkan sang pelatih tidak memahami apa yang terjadi padanya.

Eriksson akhirnya mengundurkan diri pada 2006 dan memilih untuk melatih Manchester City. Selama masa kepemimpinannya dia merasa dimanipulasi oleh media.

"Saya tidak berpikir mereka adil, mereka melakukan segalanya. Mereka membayar banyak uang hanya untuk membuat skandal. Anda harus menerimanya jika ingin bekerja di Inggris dan saya menerimanya," kata Eriksson.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement