Selasa 05 Apr 2022 12:54 WIB

Masyarakat Kewalahan Kepokmas Naik Pasca-Minyak Goreng Saat Bulan Puasa

Pemerintah harus fokus penuhi pasokan kepokmas saat Ramadhan ini.  

Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem Muhammad Farhan menilai, masyarakat dipastikan semakin tersudutkan pasca- dihadapkan dengan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.
Foto: Istimewa
Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem Muhammad Farhan menilai, masyarakat dipastikan semakin tersudutkan pasca- dihadapkan dengan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat dihadapkan dengan kenaikan harga Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas) di awal Ramadhan 1443 Hijriah pasca kewalahan dengan kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng. Tidak hanya itu, dalam waktu dekat direncanakan bakal ada kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan LPG 3 Kilogram.

Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem Muhammad Farhan menilai, masyarakat dipastikan semakin tersudutkan pasca- dihadapkan dengan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.

"Harga kepokmas memang menunjukan kenaikan. Harga minyak belum turun lagi. Ada kebahagiaan dan kekhawatiran jelang Ramadhan, yang selalu terjadi. Bahagia karena bulan Ramadhan selalu membahagiakan, tapi khawatir karena kenaikan harga kepokmas meroket," ujar Farhan saat kunjungan kerja ke daerah pemilihan Kota Bandung dan Cimahi, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/4/2022).

Menurutnya, ada praktik yang merugikan publik dengan memainkan harga di tengah kondisi masyarakat yang masih sulit. "Bukan hanya karena kenaikan permintaan tetapi terjadi miss match dengan supply atau pasokan di pasar, sehingga harga-harga meroket," katanya.

Pihaknya menduga ada beberapa pihak yang memainkan pasokan kepokmas, untuk itu perlu ada tindakan tegas. "Komisi Pengawasan Persaingan Usaha agar secara aktif melakukan pengawasan yang nyata terhadap perusahaan-perusahaan yang menguasai produksi, distribusi hingga retails kepokmas. Jangan menunggu gejolak harga dan kelangkaan pasokan kepokmas," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa ke depannya akan ada kenaikan harga lainnya setelah Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax. Antara lain seperti BBM jenis Pertalite hingga LPG 3 Kilogram (Kg).

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan merinci harga daging sapi paha belakang tertahan di level Rp 129.900 per kilogram. Cabe rawit merah Rp 62.800 per kilogram, bawang putih honan Rp 31.200 per kilogram, daging ayam ras masih bertengger di Rp 36.200 per kilogram, serta telur ayam ras Rp 25.700 per kilogram.

"Harga kedelai impor di tingkat pengrajin tempe dan tahu juga naik, harganya sudah menyentuh Rp 14.100 per kilogram pada Selasa (29/3/2022) atau naik 2,17 persen dari sebelumnya Rp 13.800 per kilogram pada Senin (28/3/2022)," beber Oke saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI.

Kemudian, berdasarkan catatan Kemendag minyak goreng curah sempat mencatatkan harga Rp 18.300 per liter pada Selasa 29 Maret 2022 atau naik 1,67 persen dari harga sebelumnya di angka Rp 18.000 per liter. Tak hanya minyak goreng curah, jenis minyak goreng kemasan juga ikut naik. Minyak goreng kemasan premium sebesar Rp 25.600 per liter dan kemasan sederhana Rp 23.000 per liter. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement