Rabu 06 Apr 2022 10:04 WIB

Ridwan Kamil Minta Pemuda Optimistis dan Setop Bertengkar 

Generasi muda harus percaya diri mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan pemaparan saat Talkshow Safari Iman Ramadhan (SAFIR) 1443 H di Masjid Kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (5/4/2022). Dalam acara itu Ridwan Kamil membahas peran pemuda intelektual muslim membangun negeri yang berprestasi.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko/hp.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan pemaparan saat Talkshow Safari Iman Ramadhan (SAFIR) 1443 H di Masjid Kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (5/4/2022). Dalam acara itu Ridwan Kamil membahas peran pemuda intelektual muslim membangun negeri yang berprestasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ekonomi Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Diperkirakan pada tahun 2045 mendatang, ekonomi Indonesia akan menduduki posisi empat di dunia. 

Saat itu, Indonesia diperkirakan hanya akan dibawah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Namun, menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, untuk mencapai hal itu tentu tidak mudah. Karena, banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia. 

Ridwan Kamil pun mengajak, para generasi muda untuk percaya diri mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level global. Dia menyebut, ada tiga syarat yang harus dicapai Indonesia untuk bisa menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat dunia. 

Syarat pertama, kata Ridwan Kamil, adalah anak-anak Indonesia harus sehat, tidak stunting. Agar kelak ketika tumbuh dewasa mereka bisa menjadi orang-orang yang kompetitif dan produktif. 

Syarat yang kedua, menurut Ridwan Kamil, pertumbuhan ekonomi harus stabil. Paling tidak ada di atas lima persen setiap tahunnya. 

"Tapi harus kuasai juga tiga bidang ekonomi, yakni ekonomi hijau, ekonomi digital, dan ekonomi kreatif," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil dalam acara Talkshow Safari Iman Ramadhan (Safir) di Masjid Universitas Islam Indonesia, Selasa sore (5/4/2022).

Emil mengatakan, satu lagi syarat yang harus dipenuhi adalah kondisi sosial politik yang kondusif. Dia kemudian memberikan contoh apa yang sekarang terjadi antara Ukraina dan Rusia. 

Kedua negara itu, kata Emil, sedang dicabut nikmat kebebasan bernegaranya oleh Allah SWT. Sehingga, yang terjadi adalah kehancuran di sana sini. 

Oleh karena itu, Emil mengajak agar hal serupa tidak harus terjadi di Indonesia. Emil menilai, para pemuda punya peran penting dalam hal itu. 

"Jadikan Pemilu seperti Pesta Olahraga kalau sudah ditentukan pemenangnya ya sudah, kita jumpa lima tahun lagi. Saya titip mahasiswa UII jangan ikutan, justru harus membawa air untuk memadamkan keributan," paparnya.

Emil mengatakan, negara bisa bubar kalau tidak bisa menjaga persatuan. Jalannya dari perang tak selesai. Perang datang dari kerusuhan yang tak bisa dikendalikan. Kerusuhan datang dari hasutan. Kemudian hasutan datang dari kebencian. Kebencian datang dari perbedaan yang dibesar-besarkan.

"Kalau Indonesia mau kita jemput sebagai negara juara, jangan bertengkar. Perbesar persamaan, jangan membesar- besarkan perbedaan, jangan melihat perbedaan sebagai kebencian, jadikan perbedaan sebagai rahmat, insyaallah selamat," katanya.  

Emil pun memandang manusia selalu punya dua sisi. Ibarat sedang memelihara serigala putih yang baik dan serigala hitam yang jahat. Serigala paling loyal dan taat adalah yang sering diberi makanan. Demikian pula sifat manusia.  Jika kebaikan yang diberi makan maka karakternya akan baik, sebaliknya kalau julid yang dikasih panggung itulah karakter yang akan muncul. 

"Jangan masuk sebagai generasi yang hidupnya masih sibuk dengan urusan diri sendiri. Pemuda harus berani melompat mengurusi masyarakat," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement