REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kerugian yang diakibatkan kerusakan air handling unit (AHU) atau alat pengatur udara yang terbakar di lantai 5 RSUD Bandung Kiwari, Kota Bandung kurang lebih mencapai Rp 1 miliar. Penyebab kebakaran masih dalam proses investigasi.
Sebelumnya pada Selasa (5/4/2022) sore kemarin, asap pekat mengepul dari lantai 5 RSUD Bandung Kiwari yang merupakan ruangan operasi dan ruang AHU. Diketahui salah satu sistem AHU mengalami kebakarakan.
"Itu pasti harus di investigasi dulu bahwa api ini bersumber dari apa dan kemudian pelayanannya apakah terganggu atau tidak, apakah ada korban jiwa ternyata itu tidak," ujar pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana saat meninjau lantai 5 RSUD Bandung Kiwari, Rabu (6/4/2022).
Dia mengklaim, pelayanan kesehatan di RSUD Bandung Kiwari pasca kerusakan AHU tidak terganggu meski sebagian ruang operasi masih belum bisa digunakan. Pihaknya menginginkan, agar investigasi berlangsung cepat untuk mengetahui penyebab kerusakan AHU.
"Alhamdulillah bahwa pelayanan juga tidak terganggu, tapi tentunya kita semua harus menunggu investigasi bahwa api ini bersumber dari apa," katanya.
Dia menjelaskan, sebagian ruang operasi diperkirakan ada yang belum bisa digunakan. Namun begitu kegiatan operasi masih bisa dilaksanakan sebab terdapat ruangan yang tidak terkena dampak.
"Mungkin ada beberapa ruangan operasi (terganggu). Jadi dari sekian banyak ruang operasi mungkin ada beberapa. (Operasi) masih bisa dan tetap ada. Kan dari 8 ruangan mungkin ada beberapa kamar yang terganggu tapi prinsip layanan tidak terganggu," katanya.
Yana mengatakan, AHU di lantai 5 yang rusak akibat terbakar merupakan alat filter udara untuk mendapatkan udara steril yang digunakan di ruang operasi. Dia menyebutkan, total kerugian akibat kerusakan AHU yang terbakar mencapai Rp 1 miliar.
"Kerugian sekitar dibawah Rp 1 miliar," ungkapnya. Ia menambahkan, pasca-kerusakan AHU yang terbakar sistem alarm dan pemadaman internal berjalan dengan baik.
Dengan adanya peristiwa tersebut, pihaknya mengimbau, kepada masyarakat untuk berhati-hati saat menggunakan listrik dan penggunaan alat memasak. "Hati-hati terutama pada arus pendek sama kompor jangan suka ditinggalkan," katanya.