Jumat 08 Apr 2022 00:45 WIB

Lebanon Hadapi Krisis Roti Karena Kekurangan Pasokan Tepung

Lebanon memperingatkan krisis roti, karena kekurangan pasokan tepung

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Lebanon membawa kotak roti.
Foto: reuters
Warga Lebanon membawa kotak roti.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Serikat Roti Lebanon, hari Rabu (6/4/2022) memperingatkan krisis roti, karena kekurangan pasokan tepung. Beberapa pabrik gandum menghentikan operasinya karena kekurangan dana.

“Sejumlah toko roti berhenti membuat roti, sementara yang lain memiliki tepung terigu dalam jumlah terbatas dan hanya cukup untuk satu hari,” ujar Bakeries Syndicate dalam sebuah pernyataan dilnsir Middle East Monitor, Kamis (7/4).

Bakeries Syndicate mengatakan, toko roti menghadapi kekurangan tepung terigu di beberapa daerah di Lebanon. Mereka menyalahkan Bank Sentral Lebanon atas krisis tersebut.

"Banque du Liban (bank sentral Lebanon) menunda pembayaran pengiriman gandum untuk alasan yang tidak diketahui," ujar Bakeries Syndicate.

Sejauh ini, bank sentral belum memberikan komentar atas klaim tersebut. Lebanon membutuhkan sekitar 40.000-50.000 ton gandum untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.  

Lebanon mengimpor sekitar 60 persen kebutuhan gandumnya dari Ukraina dan Rusia. Pasokan gandum Lebanon juga terganggu akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari.

Sejak akhir 2019, Lebanon telah bergulat dengan krisis ekonomi yang cukup parah. Termasuk depresiasi mata uang, serta kekurangan bahan bakar dan medis.

Mata uang Lebanon telah kehilangan 90 persen nilainya, sehingga mengikis kemampuan orang untuk mengakses barang-barang kebutuhan dasar, seperti makanan, air, perawatan kesehatan dan pendidikan. Sementara pemadaman listrik yang meluas sering terjadi karena kekurangan bahan bakar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement