Kamis 07 Apr 2022 20:06 WIB

Indonesia Perlu Pastikan Negara G20 Bahas Dampak Konflik Rusia-Ukraina

Dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina sudah terasa, mulai dari pangan hingga komoditas.

Red: Friska Yolandha
Indonesia perlu memastikan negara-negara anggota G20 membahas solusi dari dampak konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Indonesia perlu memastikan negara-negara anggota G20 membahas solusi dari dampak konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia perlu memastikan negara-negara anggota G20 membahas solusi dari dampak konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Senior CSIS (Center for Strategic and International Studies) Dr Rizal Sukma mengatakan, dengan adanya upaya untuk mengeluarkan Rusia dari G20, ini adalah penting bagi Indonesia untuk memastikan bahwa G20 itu penting untuk membicarakan bagaimana mengatasi implikasi ekonomi dari konflik yang ada di sana.

Ia mengatakan bahwa tanpa konflik di Ukraina, Indonesia sudah cukup kesulitan untuk melakukan upaya pemulihan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi COVID-19. Dampak ekonomi dari perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dirasakan di mana-mana, terutama dampaknya terhadap pupuk, bahan makanan dan harga-harga komoditas lain.

Baca Juga

Rizal menilai hal tersebut memberikan dampak yang semakin serius terhadap reputasi Indonesia sebagai Presiden G20. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar Indonesia bisa memastikan bahwa seluruh negara anggota G20 berkomitmen untuk membicarakan solusi dari dampak yang muncul akibat konflik Rusia-Ukraina.

"Jika tidak ada komitmen untuk hadir seperti itu, sebaiknya Indonesia membatalkan saja G20 itu dan menyerahkan kepada ketua berikutnya," kata Rizal dalam webinar bertajuk Konflik Rusia-Ukraina: Sanksi Ekonomi dan Implikasi Global, Regional dan Lokal di Jakarta, Kamis (7/4/2022).

Selain memberikan usulan tersebut, Rizal juga menyebutkan beberapa poin penting lain terkait dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap kondisi geopolitik dan hubungan internasional, terutama di Asia. Pertama, ia menilai bahwa konflik Rusia-Ukraina menampik sejumlah asumsi yang selama ini diyakini sebagai prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan hubungan antarnegara, misalnya tentang asumsi bahwa saling ketergantungan ekonomi antarnegara dapat mencegah perang.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

(QS. Al-Ahqaf ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement