Jumat 08 Apr 2022 05:31 WIB

Ridwan Kamil Ungkap Slogan Jabar Juara Lahir Batin dari Wasiat Kakek

Emil rela membuat program untuk mengembangkan spiritualitas masyarakat Jabar

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan saat peresmian Rumah Sakit (RS) Sariningsih, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Kamis (7/4/2022). Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat meresmikan RS Sariningsih yang kini memiliki lima lantai dengan kapasitas 149 tempat tidur serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang telah memadai. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan saat peresmian Rumah Sakit (RS) Sariningsih, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Kamis (7/4/2022). Komando Daerah Militer (Kodam) III/Siliwangi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat meresmikan RS Sariningsih yang kini memiliki lima lantai dengan kapasitas 149 tempat tidur serta dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang telah memadai. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Provinsi Jawa Barat di era kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil memiliki slogan Jabar Juara Lahir Batin. Artinya, Jawa Barat tidak hanya fokus membangun infrastruktur fisik saja, tapi infrastruktur spiritual juga harus diperhatikan.

Menurut Ridwan Kamil, lahirnya slogan itu bukan tanpa alasan. Hal tersebut, dikemukakan Ridwan Kamil dalam kuliah subuh di Masjid Jogokariyan, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga

Ridwan Kamil bercerita, ia memang mendapatkan pesan dari kedua orang tuanya, termasuk Sang Kakek, KH Muhyiddin yang merupakan sosok ulama berpengaruh sekaligus pejuang kemerdekaan asal Jawa Barat.

Menurutnya, ada dua hal yang selalu ditekankan oleh sang kakek kepada anak-anak dan cucunya. Dua hal yang dimaksud adalah selalu membela agama dan negara."Beliau kasih wasiat buat kami keturunannya adalah bela agama, kemudian kedua bela negara," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Selain itu, Emil juga selalu teringat pesan yang disampaikan sang ibu. Menurutnya, ibunya berpesan kepada Emil ketika ia dihisab nanti, malaikat tidak akan bertanya berapa banyak jembatan atau jalan yang dibangun. Tapi membuat masyarakat yang ia pimpin mendapatkan ridho dari Allah SWT. "Dakwah terbesar adalah kekuasan. Karena bisa memperluas kemaslahatan juga bisa menghentikan kemudaratan," katanya.

Untuk itu, Emil rela membuat program yang menghabiskan dana puluhan miliar rupiah untuk mengembangkan sisi spiritualitas masyarakat Jawa Barat. Program itu seperti One Pesantren One Product (OPOP). 

Ada pula SaDesHa (Satu Desa Satu Hafidz), Kredit Masyarakat Sejahtera (Mesra), Dakwah Digital, dan English for Ulama. Program itu menurut Emil terus berjalan dan membuahkan hasil yang memuaskan.

"Program Opop misalnya, ada pesantren di Jawa Barat yang sudah punya pabrik roti, ada yang sudah ekspor jengkol,  kemasan makanan dari bambu ke Turki dan banyak yang lain," katanya. 

Selain itu, Emil juga mengaku selalu menerapkan syariat keislaman ketika menjadi pemimpin. Baik saat masih jadi walikota Bandung maupun sekarang ketika sudah jadi gubernur Jawa Barat."Oleh karena itu saat saya jadi walikota dan Gubernur dasar syariat keislaman saya pegang," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement