REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakananak muda kini lebih tertarik menggunakan produk kustomisasi atau barang yang dirancang sesuai pesanan, buatanusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)."Sekarang yang dicari orang bukan produk massal, bukan produk brand besar, tapi produk yang unik dan langka, kustom," ucap dia dalam pembukaan Gerakan UMKM dan Food Court Ramadhan di Sopo Del Tower, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (7/4/2022).
Acara tersebut merupakan hasil kolaborasi antara KAYA.ID selaku inkubator bisnis UMKM branding dan marketing, Yayasan Del (institusi pendidikan), serta Sopo Del Office Tower and Lifestyle Center.
Kini, anak muda lebih tertarik untuk mendatangi tempat semacam M Bloc, sebuah gedung tua bekas milik Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang disulap oleh komunitas anak muda menjadi tempat yang ramai pengunjung."Di sebelahnya, Blok-M Plaza, sudah ditinggalkan oleh anak-anak muda,"ungkap Teten.
Begitu pula di Gedung Sarinah, Jakarta, yang kini sudah menjadi wadah bagi pelaku UMKM lokal untuk mempromosikan berbagai produk buatan dalam negeri."Jadi, kalau mau meramaikan gedung ini (Sopo Del Tower) sudah tepat, menghadirkan produk-produk UMKM artisan yang dikurasi dengan baik,"ujarnya.
Kementerian Koperasi dan UKM siap mengurasi berbagai produk UMKM yang dijual di gedung tersebut. Pada kesempatan yang sama, ia mengingatkan masyarakatsemakin gemar membeli produk UMKM buatan dalam negeri mengingat sebelum pandemi Covid-19,52 persen pertumbuhan ekonomi nasional ditunjang oleh konsumsi rumah tangga.
Jika konsumsi masyarakat memilih untuk menggunakan produk UMKM, lanjutnya, maka perekonomian akan bertumbuh secara luar biasa."Saya berharap UMKM yang sudah bergabung dalam KAYA.ID bisa memanfaatkan program KUR (kredit usaha rakyat) klaster supaya akses pembiayaannya semakin mudah," kata Menkop.
Co-Founder KAYA.ID Richard Sam Bera menyatakan pihaknya menghadirkan 60 UMKM yang terdiri dari 27 UMKM di area food court, 15 UMKM di area bazar, dan 18 UMKM yang bergerak di pasar hampers (parsel). Ia menjamin 60 UMKM yang ada dalam kegiatan itu memiliki produk berkualitas karena telah melalui proses kurasi.