REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas mendorong, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) untuk selalu intensif melakukan sinergi dan koordinasi dengan para operator seluler. Mengingat daerah-daerah blank spot yang belum tertangani oleh operator seluler BAKTI saat ini belum seluruhnya tertangani. Sehingga diharapkan daerah-daerah blank spot tersebut dapat segera mendapatkan akses secara cepat, karena hal ini berkaitan dengan penyebaran akses internet di daerah.
"Saya pikir selain operator seluler di koordinasikan dengan BAKTI, tapi BAKTI juga harus melakukan evaluasi secara berkala terkait dengan penyediaan akses internet dari BAKTI yang sudah tersebar di beberapa provinsi yang ada di Indonesia, baik itu Sumatera, Pulau jawa, Kalimantan, Bali, kemudian Sulawesi, Maluku, dan Papua, termasuk dengan NTT dan NTB," ujarnya kepada Parlementaria di Medan, Sumatra Utara, Jumat (8/4/2022).
Lebih lanjut, Yan mengatakan, masih banyak daerah-daerah yang memilki kelambanan dalam jaringan internetnya. Meskipun di daerah itu sudah ada VSAT atau stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit, juga sudah ada Fiber Optic dan juga radio link, namun hal itu dirasa belum maksimal juga.
"Jadi dengan adanya evaluasi secara berkala BAKTI akan bisa menetapkan kebijakan untuk menangani daerah-daerah yang masih lemot itu, kenapa? Karena cost infrastructure yang sudah dibangun selama ini itu cukup tinggi, jangan sampai tidak efektif dimanfaatkan oleh masyarakat luas," ujarnya.
Yan berharap, alokasi anggaran Pemerintah yang sudah digunakan oleh BAKTI untuk membangun proyek multinasional itu benar-benar dirasakan manfaatnya. Juga dimaksimalkan dalam penyediaan akses internet dan juga layanan telekomunikasi yang di backup oleh BAKTI. Meskipun pada kenyataannya masih banyak daerah-daerah yang mengadukan kestabilan jaringan internetnya.
Dia menyontohkan, misalnya ketika di cek Program BTS USO, dimana BTS USO adalah bantuan pembangunan BTS di wilayah blankspot atau tidak terpancar sinyal telekomunikasi dari BTS komersial untuk melayani akses telekomunikasi. BTS USO ini hanya dapat menjangkau satu kilometer saja, meskipun maksimalnya lima ratus meter. Namun itupun jika pemakainya semakin tinggi maka akan terjadi keterlambatan atau lemot akibat dari kapasitasnya yang memang belum bisa mengcover satu wilayah tersebut.
"Misalnya desa A dan desa B. Jadi mungkin penyebaran BTS USO juga harus dihitung dengan kapasitas pemakai termasuk jumlah penduduk di situ. Sehingga kita menyediakan BTS USO juga memang kalau di satu kampung itu jumlah penduduknya tinggi, kita bisa diletakan tidak harus satu, mungkin dua BTS,"sarannya.
Namun, Yan juga menambahkan untuk jangka panjang BAKTI memang harus mencari alternatif-alternatif lain untuk membackup penyediaan satelit. Mengingat, dengan adanya penambahan satelit, maka tentunya traffic-nya akan semakin berkurang, kemudian akses internet menjadi lebih cepat dan lancar.
"Dengan demikian saya pikir masyarakat juga yang memanfaatkan akses internet untuk kepentingan pelayanan publik, kepentingan pelayanan pemerintahan. Pasti sangat merasa bahwa kehadiran pemerintah dengan semua infrastruktur ini benar-benar dirasakan masyarakat. Karena hari ini kita membuat program di semua lintas kementertian lembaga, tetapi kalau manfaatnya itu tidak maksimal, kita buang duit yang besar. Kita lakukan maintenance tiap tahun tapi masyarakatnya belum merasakan apa-apa," ujarnya.
Berdasarkan data pembangunan BTS 4G BLU BAKTI di Provinsi Sumatra Utara, terdapat BTS Eksisting USO 2015-2020 di 40 lokasi dan Rencana Pembangunan BTS 4G Tahap 2 di 2022-2023 di 66 lokasi. Rencana Pembangunan BTS 4G oleh Operator Seluler terdapat Lokasi Pembangunan Opsel di 75 lokasi. Di antaranya di Tapanuli Tengah empat lokasi, Tapanuli Selatan 15 lokasi, Mandailing Natal 46 lokasi, Padang Lawas dua lokasi, Deli Serdang dua lokasi, Binjai satu lokasi, Serdang Bedagai satu lokasi, Labuhan Batu empat lokasi.