REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegulat putri asal Jawa Barat Kharisma Tantri Herlina bertekad menyumbangkan medali emas untuk Indonesia dalam SEA Games Haoni, Vietnam, pada 12-23 Mei. Dengan sisa waktu kurang dari satu bulan, Kharisma terus mematangkan persiapan bersama enam atlet gulat lainnya dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) di GOR Popki, Jakarta.
"Tentunya, saya sebagai atlet meminta doa dan dukungan semoga kami dari cabang olahraga gulat bisa meraih hasil maksimal pada SEA Games Hanoi nanti," kata Kharisma yang bakal turun pada kelas 62kg gaya bebas putri, Kamis.
Kharisma bergabung bersama pelatnas gulat berbekal prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun lalu dengan menyumbangkan medali emas kepada Jawa Barat pada nomor 62kg gaya bebas putri. Pelatih kepala timnas gulat Maurice Lumumba Sihombing juga mengatakan peluang Kharisma meraih medali emas SEA Games Hanoi cukup terbuka.
"Kami telah menganalisis setiap nomor sebelum memutuskan kelas mana yang akan diikuti. Salah satu kelas yang berpeluang ada di Kharisma karena di kelas 62kg tidak ada juara Asia," kata Maurice.
Selain mengirimkan Kharisma, Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) juga menyiapkan Desi Sinta yang turun pada kelas 68kg gaya bebas putri. Adapun untuk putra, ada M. Aliansyah (67kg greco roman), Andika Sulaeman (77kg greco roman), Rendy Aditya (74kg gaya bebas), Reyna Fadli (97kg gaya bebas).
PP PGSI menargetkan satu emas, dua perak, dan satu perunggu pada SEA Games Hanoi. Target ini lebih tinggi dari target Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yakni medali perak.
Selama satu dekade terakhir timnas gulat Indonesia tidak tampil pada SEA Games. Terakhir skuad Merah Putih turun ketika SEA Games Nay Pyi Taw, Myanmar, pada 2013. Pada SEA Games Singapura 2015 dan SEA Games Kuala Lumpur 2017, cabang olahraga gulat tidak dipertandingkan. Kemudian gulat masuk SEA Games Filipina 2019, tapi Indonesia tidak mengirimkan wakilnya.