REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Mesir mengutuk tindakan terbaru penyerbuan oleh pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa setelah salat Jumat (15/4). Serangan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa menyebabkan puluhan orang terluka dan lainnya ditangkap.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir. Ahmed Hafez, menyerukan seluruh pihak khususnya Israel untuk berlatih menahan diri dan memberikan perlindungan penuh bagi jamaah Muslim dan memungkinkan mereka untuk melakukan ritual Islam mereka di Masjid Al-Aqso.
Dilansir dari Ahram Online, Ahad (17/4) dia menegaskan kembali “penolakan Mesir terhadap kekerasan dan hasutan dalam segala bentuknya, termasuk seruan untuk menyerbu Masjidil Aqso selama bulan Ramadhan yang agung.
Ia juga memperingatkan konsekuensi dari hal ini terhadap stabilitas dan keamanan di wilayah dan wilayah Palestina.
Menurut lembaga wakaf Islam yang mengelola situs tersebut, sekitar 60 ribu orang menghadiri salat Jumat di Masjid Al-Aqsa. Ribuan warga Palestina bentrok dengan polisi Israel setelah Israel menyerbu masjid, situs tersuci ketiga dalam Islam yang berdiri di jantung Yerusalem Timur yang diduduki.
Akibat bentrokan, lebih dari 160 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel.
Israel telah merebut Yerusalem timur dalam perang pada 1967 dan mencaploknya dengan menggusur orang-orang Palestina di banyak wilayah. Mereka menetapkan tarif atas tanah milik warga Palestina sendiri dan tak segan-segan merobohkan banyak rumah warga Palestina yang menolak membayar pajak.