REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Sulawesi Selatan mencatat penambahan signifikan pelaku UMKM dari tahun ke tahun sejak pandemi Covid-19 muncul.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel, total pelaku UMKM pada 2019 sebanyak 944.279 usaha. Kemudian meningkat menjadi 1.262.952 pada 2020, dan pada akhir Desember 2021, jumlah UMKM kembali bertambah 302.182 usaha. Sehingga total UMKM tahun 2021 di Sulsel sebanyak 1.565.134 usaha.
"UMKM tumbuh dan bertambah terus karena dari tahun 2020 ke 2021 ternyata masyarakat atau pekerja yang dirumahkan atau diputuskan hubungan kerjanya itu mereka bertahan dengan membuka usaha," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sulawesi Selatan Malik Faisal di Makassar, Sabtu (16/4/2022).
Berdasarkan data, bidang pertanian menempati posisi pertama dari total UMKM di Sulsel, yakni 37 persen, kemudian perdagangan 29 persen, disusul jasa 19 persen, non pertanian 11 persen dan kategori lain-lain 4 persen.
UMKM memiliki sejumlah permasalahan yang dihadapi seperti daya saing produk yang masih minim dan kurang menyerap pasar, akses pemasaran masih terbatas dan legalitas produk yang masih rendah, khususnya pada usaha makro.
Dinas UMKM pun tidak tinggal diam, layanan konsultasi kemasan produk sudah dilakukan, program fasilitasi dan legalitas produk berupa sertifikasi bagi pelaku UMKM seperti PIRT, halal dan merek. Serta pendidikan dan pelatihan bagi para pelaku UMKM.
Diakui Malik, bahwa tidak sedikit usaha yang harus gulung tikar akibat pandemi Covid-19, tercatat sekitar 1.200 usaha. Namun tidak sedikit pula UMKM yang bangkit, termasuk munculnya UMKM baru dari sektor usaha mikro.
"Ini lantaran membuka usaha dijadikan sebagai solusi terhadap dampak PHK (Pemutusan Hak Kerja) yang banyak terjadi sejak pandemi," kata Malik.
Seperti pada Bazar Ramadhan di area Kantor Dinas Koperasi dan UMKM yang bertengger di Jalan AP Pettarani Makassar, berbagai pelaku usaha baru muncul pada Ramadhan tahun ini.
"Di Bazar Ramadhan yang kami gelar itu, dari 140 UKM yang bermohon rata-rata adalah milenial. Sedangkan yang kita terima hanya 80 UKM, 80 persen dari mereka juga adalah pelaku usaha pemula," ujar Malik.
Saat ini, Dinas UMKM Sulsel memfasilitasi serta mengarahkan pelaku UMKM untuk mendapatkan peluang-peluang memasarkan produk dengan model bisnis berbeda, yakni melalui digital dan tidak lagi konvensional.
Terkait keuntungan UMKM dalam momentum Bulan Ramadhan, Malik belum berani berasumsi sebab ia menganggap kondisi saat ini belum stabil dan masih dalam tahap pemulihan.
"Kalau diukur sebelum Covid-19, pasti belum normal, belum kembali seperti saat sebelum Covid-19. Khusus bicara mikro, Ramadhan ini peluang, jadi kalau kita bicara keuntungan terlalu jauh," ujarnya.