REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan bahwa imunisasi rutin lengkap penting bagi anak guna memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit berbahaya tertentu. "Jika seseorang sampai terlindungi dari suatu penyakit, maka kemungkinan kena penyakit itu berkurang. Maka terciptalah tujuan akhir, yaitu pemberantasan penyakit itu," ujar Reisa dalam webinar bertema "Selamatkan Keluarga, Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap" yang diikuti di Jakarta, Senin (18/4/2022).
Ia mengemukakan, imunisasi rutin lengkap terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. "Imunisasi dasar wajib dilakukan, tapi tidak cukup hanya dasar saja. Jadi tetap harus dilanjutkan supaya bisa mempertahankan tingkat kekebalan yang optimal. Jadi memproteksi kita dengan optimal," katanya.
Menurutnya, seseorang harus diimunisasi karena imunisasi bertujuan melindungi seseorang atau sekelompok masyarakat terhadap penyakit tertentu. Bahkan tujuannya untuk menghilangkan penyakit berbahaya di dunia.
"Seperti yang saat ini masih kita lakukan, yaitu imunisasi cacar," ujarnya.
Ia mengatakan, peran imunisasi sangat penting dalam pencegahan berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), antara lain campak, difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan/whooping cough), polio, hepatitis B, meningitis dan pneumonia.
"Penyakit-penyakit berbahaya ini bisa menyebabkan terjadi kecacatan sampai kematian. Namun, dengan adanya imunisasi, kita bisa cegah terjadinya perburukan," tuturnya.
Reisa menyampaikan bayi dianjurkan mendapatkan air susu ibu (ASI) secara eksklusif sampai enam bulan. Selanjutnya, diberikan makanan pendamping ASI sampai usia dua tahun.
"ASI memang punya zat untuk menciptakan imun secara umum, namun tidak cukup untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit-penyakit berbahaya tertentu. Sehingga selain diberi ASI, kita juga harus tambahkan imunisasi rutin lengkap pada bayi," ujarnya.