REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki pada Selasa (19/4/2022) mengkritik seorang politisi sayap kanan Swedia karena membakar kitab suci Alquran. Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan, gerakan neo-Nazi telah menyebabkan peningkatan Islamofobia.
Dilansir Anadolu Agency, Cavusoglu mendesak komunitas internasional untuk berkolaborasi melawan segala bentuk rasisme dan retorika anti-Islam. Cavusoglu bersama dengan Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan, serangan terhadap masjid dan pembakaran Alquran tidak ada hubungannya dengan kebebasan beragama.
Sebelumnya pada Kamis (14/4/2022), Rasmus Paludan, pemimpin kelompok sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar salinan kitab suci umat Islam di kota Linkoping selatan Swedia. Paludan juga mengancam akan membakar salinan Alquran selama demonstrasi ekstremis.
Harian Swedia Expressen melaporkan, aksi protes terus berlanjut di beberapa wilayah Swedia. Tiga orang terluka pada Ahad (17/4/2022) di Kota Norrkoping, Swedia timur, ketika polisi dilaporkan menembaki para perusuh selama protes terhadap pembakaran Alquran.