REPUBLIKA.CO.ID,SUBANG--Dua titik jalur alternatif di wilayah Subang, tak bisa digunakan pada pelaksanaan arus mudik dan balik tahun ini. Jalur alternatif tersebut, Sarengseng (Patokbeusi) pantura menuju Cipendeuy (jalur tengah), dan Ciasem (pantura) ke Purwadadi (jalur tengah). Alasan tak digunakan kedua jalur tersebut, karena kondisinya dalam keadaan rusak parah.
Kapolres Subang AKBP Dadang Hartanto, mengatakan, setiap tahun dua jalur tersebut digunakan pemudik untuk memotong kompas, bila jalur pantura stagnan. Dengan kata lain, pemudik bisa menghindari kemacetan, dengan memilih jalur tengah atau selatan melalui dua jalur alternatif tersebut.
Akan tetapi, tahun ini dua jalur itu dilarang untuk dilalui pemudik. "Kalau dipaksakan, bukannya bisa memotong kompas namun akan menimbulkan kemacetan parah dan kecelakaan," ujar Dadang, kepada Republika, Ahad (29/8). Karena itu, kata Dadang, pemudik yang menggunakan jalur pantura, tetap akan berjalan di jalurnya. Meskipun, terjadi kemacetan yang parah.
Supaya, tak ada pemudik yang memilih untuk menggunakan jalur alternatif itu, maka akan disiagakan sejumlah petugas di pintu masuk pantura maupun di jalur tengah. Dadang menuturkan, di wilayah hukumnya terdapat tiga titik pasar tumpah dan puluhan perempatan dan pertigaan.
Karena itu, sudah semestinya para pemudik berhati-hati saat melewati titik-titik krusial penyebab kemacetan itu. Supaya tak menimbulkan masalah yang berkepanjangan, pihaknya sudah mengatur jadwal penyebrangan warga. Dengan kata lain, warga yang hendak menyebrang, tak bisa sembarangan.
Diperkirakan, waktunya akan diatur selama sepuluh menit sekali, baru diperbolehkan ada penyebrangan. Kebijakan itu, untuk melancarkan arus lalulintas pemudik. Sementara itu, sejumlah jalur lintasan mudik di wilayah Jawa Barat, masih rawan terhadap aksi kejahatan bajing loncat. Daerah yang perlu diwaspadai adalah Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang.
Kepala Rancangan Operasional Polda Jabar, Kombes Pol Muktiono, mengatakan, kasus kriminalitas pada lebaran 2009 dinilai masih tinggi, karena tercatat 92 kasus. Karena itu, pihaknya menghimbau kepada pemudik, supaya tetap waspada dan berhati-hati. "Solusinya, di setiap daerah sepi, akan kita siagakan anggota. Lantaran, di daerah sepi ini sering terjadi tindak kejahatan," tuturnya.